Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan KAI: Kontroversi Kala Jonan Menggusur Pedagang Stasiun

Kompas.com - 29/06/2020, 08:16 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Jonan dituding berpihak ke minimarket

Sebagian besar minimarket ini sudah ada sebelum kegiatan pembongkaran kios di stasiun dilakukan. Di Stasiun Cikini, minimarket masih berdiri di tengah puing-puing bekas kios yang dibongkar. Setelah pembongkaran kios selesai dilakukan, ada beberapa minimarket baru yang mulai beroperasi di sejumlah stasiun.

Jonan mengakui tidak menghapus semua gerai waralaba dan usaha di stasiun. ”Terbatas hanya di stasiun besar,” kata Jonan dilansir dari Harian Kompas, 14 November 2013. 

Baca juga: Jonan: Kalau Perlu Jual Gedung, Dibanding PHK Orang...

PT KAI mengizinkan adanya pemanfaatan sebagian kawasan stasiun untuk tujuan komersial, tetapi di stasiun besar. Dikategorikan stasiun besar karena kepadatan penumpang tinggi dan atau berfungsi untuk naik turun penumpang KA jarak jauh. Termasuk stasiun besar ialah Bogor, Manggarai, Gambir, Jakarta Kota, Tanah Abang, Pasar Senen, dan Jatinegara.

Pemanfaatan sebagian kawasan stasiun besar untuk usaha tidak terbatas untuk golongan tertentu. ”Kalau berani memberi harga yang cocok, pedagang kecil pun bisa, tetapi ya itu hanya di stasiun besar,” katanya.

Di awal penataan stasiun, sejumlah petinggi PT KAI menjamin, minimarket akan dibongkar setelah kontrak selesai. Pembongkaran setelah selesainya kontrak ini juga diterapkan kepada pedagang yang menyewa kios di stasiun. Namun, rupanya umur minimarket ini masih akan panjang di dalam stasiun.

Penggusuran pedagang di stasiun kereta jarak jauh

Sementara dilansir dari Harian Kompas, 29 Agustus 2013, aksi unjuk rasa ratusan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Asongan Langgeng di Stasiun Besar Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyebabkan keberangkatan empat kereta api terlambat.

Empat kereta api tersebut adalah KA Sawunggalih Utama, KA Fajar Utama, KA yang mengangkut semen, dan KA pengangkut bahan bakar minyak.

Baca juga: Kenapa Adian Napitupulu Kritik Pengangkatan Komisaris BUMN Era Erick Thohir?

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi V Purwokerto Surono mengatakan, keterlambatan keberangkatan kereta api rata-rata mencapai 10 menit. Meskipun tak lama, keterlambatan tersebut menyebabkan rangkaian kereta api berikutnya juga terlambat.

”Blokade rel KA oleh ratusan pedagang asongan merupakan sabotase yang melanggar hukum. Ini karena aksi tersebut mengganggu fasilitas umum,” ujarnya.

Menurut Surono, PT KAI juga tak bisa memenuhi permintaan pedagang untuk memberikan kompensasi. ”Itu tak ada aturannya,” katanya.

Unjuk rasa para pedagang asongan dimulai sekitar pukul 08.30. Sebanyak 280 pedagang menduduki jalur ganda kereta yang berjarak sekitar 200 meter di sebelah barat emplasemen stasiun.

Baca juga: Pejabat Pemerintah Rangkap Komisaris BUMN, Stafsus Erick Thohir: Wajar...

Mereka memprotes kebijakan PT KAI yang melarang pedagang berjualan. Pedagang juga menuntut kompensasi sebesar Rp 7 juta jika dilarang berdagang.

”Kami cuma ingin tetap berjualan di stasiun. Saat melarang pedagang berjualan, PT KAI justru mengizinkan pembukaan minimarket di stasiun. Ini kan tak adil,” ujar Susmono (55), pedagang yang sudah 30 tahun berdagang di stasiun.

Unjuk rasa semakin panas setelah polisi khusus KA (polsuska) dan aparat polisi datang. Massa beberapa kali berupaya menghentikan KA yang akan masuk atau keluar stasiun. Beberapa pedagang bahkan menghadang laju KA. Beruntung rangkaian KA berjalan pelan sehingga tidak menyebabkan kecelakaan.

Kericuhan pun pecah saat pedagang menghentikan laju KA Fajar Utama dari Yogyakarta menuju Jakarta. Sebagian dari mereka menaiki lokomotif. Aksi kian brutal saat terjadi pelemparan batu ke lokomotif. Sejumlah anggota polsuska yang mencoba mencegah justru terlibat baku hantam dengan pedagang sehingga harus dilerai aparat kepolisian.

Baca juga: Jonan Pamer Baru Beli Mobil Esemka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com