Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Pilih KPR Syariah atau Konvensional, Ini Perbedaannya

Kompas.com - 04/07/2020, 09:38 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika hendak membeli rumah, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) jadi pilihan banyak orang lantaran ketiadaan uang tunai yang cukup. Produk KPR juga semakin beragam, salah satunya KPR syariah.

Lantaran dikeluarkan perbankan syariah, KPR syariah adalah tidak menggunakan skema bunga dalam aplikasinya. Dibandingkan dengan KPR bank konvensional, ada kelebihan dan kekurangannya ketika nasabah memilih menggunakan KPR syariah untuk membeli rumah.

Lalu, apa perbedaan KPR syariah dengan KPR konvensional?

Perencana Keuangan, Mike Rini Sutikon, menjelaskan KPR syariah memiliki plus minus. Keuntungan KPR syariah yakni tidak menerapkan bunga bank yang sifatnya naik turun dan tidak bisa diprediksi, sehingga cicilannya tetap hingga masa berakhirnya KPR.

Baca juga: Prosedur dan Syarat Pengajuan KPR Subsidi Lewat BPJS Ketenagakerjaan

"Kalau konvensional pakai sistem bunga-berbunga. Sebaliknya KPR syariah adalah non-bunga. Plus minusnya apa? KPR konvensional itu dipengaruhi risiko bunga yang naik turun, sehingga secara risiko bisa lebih tinggi dibandingkan cicilan KPR syariah," terang Mike dikutip dari acara Kompas TV bertema Memahami Akad KPR Syariah.

"Walaupun ada bank konvensional yang menggunakan skema bunga tetap, tetapi pastinya (bunga yang berlaku) lebih mahal," kata dia lagi.

Lanjut Mike, sejauh ini ada dua skema akad yang bisa diterapkan dalam KPR syariah. Pertama yakni akad murabahah atau skema jual-beli pada umumnya.

"Pertama adalah murabahah atau jual beli. Kalau di KPR konvensional dengan bunga-berbunga, maka hubungan bank dengan nasabah adalah pinjam meminjam. Sementara di bank syariah dengan murabahah, hubungannya adalah mitra," ujar Mike.

Baca juga: Tapera Dikritik Mirip Program MLT BPJS Ketenagakerjaan, Apa Itu?

Dalam skema murabahah, bank diasumsikan sebagai penjual rumah. Sementara nasabah adalah pembeli rumah. Artinya, bank membeli rumah yang dipilih nasabah, lalu dijual kembali kepada nasabah dengan harga yang sudah ditambah dengan margin bank, di mana pembelian rumah dari nasabah ke bank dilakukan mencicil.

Sebagai ilustrasi simulasi KPR syariah, seorang nasabah akan membeli rumah seharga Rp 300 juta. Pihak bank syariah akan membeli rumah tersebut dan menjualnya kembali kepada nasabah dengan mengambil keuntungan margin Rp 100 juta. Maka uang yang harus nasabah cicil yakni sebesar Rp 400 juta setelah dikurangi uang muka.

Dengan skema jual beli ini, maka besaran cicilan bersifat tetap karena sudah disepakati di awal saat akad. Ini berbeda dengan KPR konvensional yang cicilannya naik turun mengikuti kenaikan suku bunga dan kebijakan bank.

Selain akad murabahah, bank syariah memiliki skema lain KPR syariah yang bisa ditawarkan kepada nasabah, yakni kepemilikan bertahap atau musyarakah.

Baca juga: Izin Usaha Bisa Dicabut Jika Perusahaan Tak Setorkan Iuran Wajb Tapera

"Jadi bank dan nasabah hubungannya dianggap sama-sama beli rumah. Saya misalnya nasabah keluarkan 20 persen dari harga beli rumah, lalu bank tambahin sisanya 80 persen," jelas Mika.

"Nanti saya sebagai pembeli berhak menambah porsi kepemilikan rumah oleh bank secara bertahap. Di akhir masa KPR, rumah jadi milik saya," tambahnya.

Berikut beberapa perbandingan KPR syariah dan KPR konvensional:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Spend Smart
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com