Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Besaran Anggaran Pendidikan di 2 Periode Jokowi

Kompas.com - 11/07/2020, 11:23 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran pendikan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Anggaran pendidikan sendiri memakan porsi sekitar 20 persen dari total APBN.

Mengutip laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), anggaran pendidikan di APBN 2020 yakni sebesar Rp 508,1 triliun atau meningkat 6,2 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 478,4 triliun.

Kenaikan anggaran pendidikan di tahun ini salah satunya karena adanya program Kartu Prakerja. Program pelatihan dan pengentasan angka pengangguran ini jadi salah satu janji kampanye Presiden Jokowi.

"(Kartu Prakerja) untuk meningkatkan akses keterampilan bagi anak-anak muda, para pencari kerja, dan mereka yang mau berganti pekerjaan," kata Jokowi saat pembacaan Nota Keuangan 2020 beberapa waktu lalu.

Baca juga: 7 Instansi Pemerintah Paling Kaya dari Kepemilikan Aset

Selain Kartu Pekerja, program prioritas pendidikan yang juga janji selama masa kampanye Presiden Jokowi yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Pada APBN tahun 2018, anggaran pendidikan tercatat sebesar Rp 431,7 triliun. Lalu berturut-turut pada tahun 2017 dan 2016 sebesar Rp 406,1 triliun dan Rp 370 triliun.

Anggaran sebesar itu dibagi ke sejumlah kementerian/lembaga (K/L). Dua instansi dengan alokasi anggaran pendidikan terbesar yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama.

Rinciannya, dana pendidikan di pemerintah pusat yaitu sebesar Rp 172,2 triliun, berikut anggaran pendidikan yang ditransfer ke pemerintah daerah sebesar Rp 306,9 triliun, dan sisanya berupa pembiayaan Rp 29 triliun.

Baca juga: Penasaran Kenapa APBN Selalu Defisit dan Ditambal dengan Utang?

Jika dirinci lebih lanjut dari penggunaannya, sebesar Rp 284,1 miliar digunakan untuk riset LPDP, beasiswa S2/S3 LPDP sebesar Rp 1,8 triliun, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Rp 6,7 triliun, dan KIP SD/SMP/SMA sederajat sebesar Rp 11 triliun.

Lalu peruntukan untuk dana BOP PAUD sebesar Rp 4,5 triliun, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp 64 triliun, Sapras PAUD Rp 307,6 miliar.

Lalu pembangunan dan rehab ruang kelas Rp 8 triliun, serta pembangunan dan rehab kampus sebesar Rp 4,4 triliun.

Menurut Jokowi, kenaikan anggaran itu sesuai dengan amanat konstitusi, yakni bahwa pemerintah harus mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari belanja negara.

Baca juga: Membandingkan Total Utang Pemerintah Vs Aset Negara

“Dengan anggaran pendidikan yang meningkat tersebut, diharapkan tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal,” kata Jokowi.

Dia menuturkan, pembangunan kemampuan dasar anak-anak Indonesia harus terus dilakukan, mulai dari pendidikan usia dini dan pendidikan dasar. Pembangunan itu khususnya untuk meningkatkan kemampuan literasi, matematika, dan sains.

“Belanja Negara tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM dan melanjutkan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi," ujar Jokowi.

Jokowi menyebut, dalam beberapa tahun ke depan, pemerintahannya masih memfokuskan anggaran pada pembangunan infrastruktur.

Baca juga: Mengintip Besaran Gaji Polisi, Lengkap dari Tamtama hingga Jenderal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com