Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Aman Bali Jadi Destinasi Wisata di Tengah Pandemi?

Kompas.com - 04/08/2020, 15:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memastikan, Bali menjadi destinasi wisata yang aman untuk dikunjungi wisatawan.

Pasalnya, protokol kesehatan yang ketat sudah diberlakukan di kawasan tersebut.

"Sampai hari ini yang saya lihat cukup aman," katanya dalam Online Talkshow #BaliBangkit, Selasa (4/8/2020).

Baca juga: Luhut: Kita Membuka Bali Bukan Asal Buka!

Suharso mengaku sudah melakukan peninjauan langsung ke Bali untuk melihat protokol kesehatan yang diterapkan setelah pemerintah kembali membuka sektor pariwisata.

Menurutnya, Bappenas memiliki standar ketentuan untuk sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19. Ini mencakup protokol kesehatan yang perlu diberlakukan oleh perhotelan atau penginapan, restoran, toko, dan sebagainya.

Melalui standar ketentutan itu, maka akan dinilai untuk lokasi, hotel, restoran atau toko tersebut sudah memenuhi standar atau belum. Penilaian ini yang disampaikan Bappenas kepada pemerintah daerah (pemda).

"Misalnya dapur-dapur di restoran apakah itu sudah benar taat azas dengan protokol kesehatan atau enggak, pakai masker atau tidak, dan sebagainya. Jadi bukan hanya tingkat kesehatan pada umumnya, tapi memang harus ada plus karena berkaitan dengan Covid-19," jelasnya.

Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, UMKM Suvenir Bali Kini Jualan via Online

Suharso mengatakan, berdasarkan kunjungannya ke Bali dan penilaian terhadap kesiapan yang di berlakukan oleh setiap bidang usaha berkaitan dengan pariwisata, hasilnya menunjukkan Bali memang sudah siap untuk kembali beroperasi sebagai destinasi wisata.

"Dan secara overall (keseluruhan) Bali dalam catatan yang dilaporkan ke saya hasilnya Ok. Jadi enggak usah khawatir (wisata ke Bali)," imbuhnya.

Terkait warga dan pedagang di Bali, kata Suharso, juga nampak antisipatif. Menurutnya, para warga dan pedagang sudah paham mengenai protokol kesehatan yang perlu dijalankan sebagai mitigasi penularan virus corona.

"Tadi pagi saya lihat di jalan-jalan, yang bersihkan halaman dan pantai itu mereka pakai masker. Jadi mereka paham betul, karena kalau tidak praktekan disiplin tinggi (protokol kesehatan), kan yang rugi mereka sendiri," kata dia.

Suharso bilang, salah satu yang turut membuat Bali cukup aman adalah komunitas yang kuat sehingga bisa membantu memantau perkembangan kasus Covid-19.

Budaya Bali memiliki sistem sosial yang kuat, seperti terdapat polisi adat Bali atau yang disebut pecalang dan juga ada sistem banjar.

Baca juga: New Normal, Masuk ke Bali Wajib Punya Surat Negatif Covid-19

Banjar adalah organisasi masyarakat di Bali yang memiliki batas-batas wilayah dan wewenang untuk mengatur ataupun mengurus kepentingan masyarakat setempat dalam urusan dinas ataupun urusan adat.

"Sistem komunitas cukup ketat, punya pecalang dan banjar yang kuat, di situ bisa dimonitor untuk tahu ada yang terkena (Covid-19) atau tidak. Kalau ada orang yang kena bisa antisipasi dengan cepat," jelasnya.

Di sisi lain, Bali juga dinilai memiliki kualitas fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Sehingga, bisa mengantisipasi jika terjadi temuan kasus.

"Selain itu juga, tingkat yang terkena (kasus Covid-19) di Bali sudah mulai turun, dan mudah-mudahan bisa bertahan turun," pungkasnya.

Baca juga: PATA: 75 Juta Pekerja Industri Pariwisata Global Terancam Tak Bisa Bertahan

Sekedar informasi, Bali sudah dapat dikunjungi wisatawan domestik sejak akhir Juli lalu. Sementara untuk wisatawan mancanegara baru dapat mengunjungi Bal pada September 2020 mendatang.

Semua orang atau wisatawan yang hendak pergi ke Bali wajib mengikuti protokol tatanan kehidupan era Bali baru yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15243 Tahun 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com