Menurut badan statistik nasional setempat, pertumbuhan ekonomi Filipina minus 16,5 persen pada kuartal II 2020.
Capaian tersebut merupakan yang terburuk sejak pencatatan pertumbuhan ekonomi Filipina pertama kali dilakukan pada tahun 1981. Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Filipina tercatat minus 15,2 persen.
10. Inggris
Perekonomian Inggris mengalami kontraksi hingga 20,4 persen pada kuartal II 2020 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh pandemi virus corona (Covid-19) yang membuat pemerintah menerapkan kebijakan isolasi total atau lockdown.
Namun demikian, terjadi perbaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada bulan Juli yang tumbuh 8,7 persen seiring dengan pelonggaran kebijakan lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah, mengikuti bulan Mei yang membaik 1,8 persen.
Dikutip dari CNBC, Rabu (12/8/2020) kontraksi pada kuartal kedua adalah yang terburuk setelah sebelumnya di kuartal pertama PDB juga mengalami konraksi sebesar 2,2 persen.
Baca juga: Mengenal Bedanya Resesi dan Depresi, Lebih Parah Mana?
Indonesia menyusul?
Sementara itu, isu resesi di Tanah Air menjadi perbincangan hangat usai Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi -5,32 persen pada awal Agustus.
Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.
Kontraksi -5,32 persen itu lebih tinggi dari prakiraan pemerintah maupun Bank Indonesia. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memprediksi ekonomi RI tertekan dengan batas bawah -5,1 persen dan titik tengah -4,3 persen.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan