Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Akui Pembenahan KSSK Sering Terkendala Landasan Hukum

Kompas.com - 04/09/2020, 20:06 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus melakukan simulasi krisis (stress test) dan mendeteksi beberapa isu dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

Pasalnya, tekanan akibat krisis dapat menimbulkan potensi permasalahan sistem keuangan yang perlu diwaspadai dan dideteksi secara dini.

"Namun langkah pembenahan sering terkendala, baik karena kerjasama dan kesamaan pandangan, maupun kepentingan antar lembaga-lembaga masih tetap perlu dibangun dan ditingkatkan. Juga ada kendala landasan hukum yang tidak terpadu atau tidak sinkron," kata Sri Mulyani dalam konferensi video, Jumat (4/9/2020).

Baca juga: KSSK: Pandemi Covid-19 Berisiko Ganggu Ekonomi dan Sistem Keuangan RI

Untuk itu pemerintah tengah melakukan kajian guna memperkuat kerangka kerja KSSK, agar langkah penanganan permasalahan di lembaga jasa keuangan maupun pasar keuangan dapat ditangani lebih efektif.

Wanita yang akrab disapa Ani ini menyampaikan, kajian tersebut disusun dengan mempertimbangkan sektor keuangan dan menggunakan assesment yang bersifat looking forward.

"Jadi kami terus gunakan berbagai evaluasi simulasi pencegahan penanganan krisis. Kami (KSSK) terus mengidentifikasi dan melihat faktor-faktor yang bisa diidentifikasi dan diperbaiki," ujar dia.

Dari hasil identifikasi, ada 5 poin yang dapat diperbaiki. Pertama adalah penguatan dari sisi basis data dan informasi yang terintegrasi antar lembaga.

"Basis data dan informasi yang paling udpate dan verified dapat digunakan untuk mendukung lembaga tersebut dalam melakukan analisa dan identifikasi potensi permasalahan sektor jasa keuangan secara lebih dini dan akurat," paparnya.

Kedua, bila ditemukan indikasi masalah, maka akan dilakukan evaluasi bersama untuk menentukan langkah antisipatif.

Ketiga, menguatkan sisi instrumen yang dapat digunakan oleh perbankan dalam mengatasi permasalahan yang berpotensi dihadapi oleh bank.

 

Baca juga: Soal Revisi UU BI, Sri Mulyani: Pemerintah Belum Bahas RUU Inisiatif DPR Itu...

Untuk itu saat ini KSSK sedang mengkaji penyederhaan instrumen likuiditas bagi bank dalam rangka meningkatkan akses bank yang memerlukan dukungan likuiditas.

Selanjutnya, peranan LPS juga perlu diperkuat. LPS selama ini hanya berfungsi sebagai lost minimizer, saat ini tengah diiidentifikasikan perlunya LPS menjadi lembaga yang mampu meminimalkan risiko.

"Kelima, penguatan sisi pengambilan keputusan jadi bagian dari bahan kajian. Ini sangat penting untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dari sisi memberikan kepastian hukum dan memperkuat keyakinan anggota KSSK dalam mengambil keputusan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com