Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-siap Resesi, Begini Cara Atur Ulang Portofolio Investasi

Kompas.com - 15/09/2020, 13:08 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Resesi sudah di depan mata, dan ketidakpastian ekonomi masih terus membayangi kehidupan kita sehari-hari.

Lalu, ke mana seharusnya kita menyelamatkan aset yang kita miliki saat ini? 

Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia minus pada kuartal III tahun 2020 atau dua kali berturut-turut negatif sepanjang tahun, maka resmi sudah Indonesia masuk ke jurang resesi.

Baca juga: Simak, Tips Investasi Reksa Dana Syariah di Masa Pandemi

Maka dari itu, mengatur ulang portofolio investasi memang cukup penting untuk mempersiapkan diri menghadapi kondisi tersebut.

Perencana keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto mengatakan, dalam kondisi resesi tentunya jenis investasi dapat disesuaikan dengan tujuan dari investor.

Menurut dia, investasi jangka panjang seperti saham, reksa dana saham dan obligasi nilainya akan turun. Investasi seperti ini sangat cocok, jika tujuan investasinya jangka panjang, mengingat saat ini nilainya sedang turun.

“Jadi biasanya (harga) investasi jangka panjang malah akan turun. Untuk mereka yang investasi jangka panjang, ini tentunya kesempatan baik bisa masuk karena harganya turun,” kata Eko kepada Kompas.com, Selasa (15/9/2020).

Baca juga: Mau Investasi Saham? Ini Saran BEI

Eko mengatakan, kondisi resesi membuat orang cenderung memilih investasi jangka pendek dengan risiko rendah dan likuid.

Namun, investasi jenis ini bisa menjadi pilihan bagi investor dengan tujuan investasi jangka pendek.

“Sebenarnya kalau bicara resesi pastinya orang akan konsentrasi ke investasi berisiko rendah dan investasi yang likuid,” kata dia.

Namun demikian, portofolio investasi saat ini bukanlah hal yang terpenting. Dia bilang, dana cadangan yang cukup, adalah kunci sukses menjalani kehidupan di tengah resesi yang terjadi.

Ketidakpastian yang muncul seperti proyeksi kondisi ekonomi ke depan dan penghasilan yang bisa saja terhenti tiba-tiba.

Tentunya dana cadangan sangat penting untuk berjaga-jaga, tanpa harus menyentuh investasi yang sudah ditata sedemikian rupa.

“Yang penting itu bukan portofolio, tapi yang penting mereka punya dana cadangan dan cash yang cukup. Mungkin enggak bisa mengharapkan keuntungan dari investasi jangka pendek, yang penting bisa hidup dulu,” jelas dia.

Baca juga: Ada Bayangan Resesi, Ini Strategi Cuan Investasi Reksa Dana

Di sisi lain, ia juga tidak merekomendasikan emas sebagai sarana investasi jangka pendek. Hal ini mengingat harga emas berpotensi naik, sehingga tidak dapat menutupi margin keuntungan.

“Investasi emas sebagai sarana menyimpan sih oke, tapi tidak sebagai sarana investasi jangka pandek. Saya sarankan kalau mau investasi jangka panjang, masuk ke saham atau reksa dana saham saja, tapi kalau dananya sedikit bisa ke deposito,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com