Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Cara Pemda Hidupkan Aktivitas Ekonomi di Tengah Pandemi

Kompas.com - 24/09/2020, 20:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona membuat sejumlah pemerintah daerah (Pemda) menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat, yang tujuannya mencegah penyebaran virus.

Akibatnya, hampir seluruh sektor perekonomian terdampak. Meskipun demikian, pemerintah daerah pun menerapkan sejumlah hal agar aktivitas ekonomi tetap berjalan di tengah pandemi.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan, pihaknya menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Mikro Komunitas untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Langkah ini diikuti dengan membentuk tiga tim utama yang melibatkan berbagai unsur masyarakat hingga Rukun Tetangga (RT).

Baca juga: Kemenkop: UMKM Digital Kunci Pemulihan Ekonomi Indonesia

Bima mengatakan, kolaborasi antar pengusaha, pemerintah dan masyarakat adalah kunci agar Bogor tidak kembali ke era PSBB ketat. Ini termasuk menghidupkan potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di daerah.

Ia memberi contoh, ketika ada 40 persen warga di-PHK akibat pandemi, pelaku UMKM di bidang dekorasi rumah malah meraup untung.

"Jadi kami berkolabirasi dengan HIPMI selaku penyedia tenant dan menjadi standby buyer, pemerintah melakukan pembinaan terhadap UMKM," kata Bima dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) secara daring di Jakarta, Kamis (24/9/2020).

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan, salah satu upaya yang dilakukan pihaknya guna menghidupkan aktivitas ekonomi, khususnya pariwisata, adalah mengedepankan sektor perhotelan berkonsep outdoor.

Baca juga: Luhut Sempat Khawatir Saat Pariwisata Bali Kembali Dibuka, Mengapa?

Di era pandemi, okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel di Banyuwangi dengan konsep staycation terus naik. Okupansi hotel naik menjadi 90-100 persen saat akhir pekan.

"Hal ini juga tidak luput dari direkomendasikannya Banyuwangu oleh Kemenko Marves menjadi salah satu destinasi perjalanan dinas dan rapat K/L pada Juli lalu. ATS, Agrowisata Taman Suru misalnya, menarik wisatawan dengan konsep outdoor dan restoran ala Kyoto di mana semua makanan yang ditawarkan sangat sehat, direbus dan tidak digoreng atau dikukus, serta dengan tetap menerapkan protokol kesehatan misalnya mengharuskan pengunjung membawa surat hasil rapid test non reaktif," jelas dia.

Kemudian, berdasarkan survei yang dilakukan oleh aplikasi Traveloka, pariwisata Banyuwangi melejit ke peringkat tiga di bawah destinasi wisata unggulan Bali dan Yogyakarta. Hal tersebut, ungkap Abdullah merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan pada saat pandemi seperti ini.

"Survei dari Traveloka menyebutkan bahwa Banyuwangi peringkat tiga terpopuler," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com