JAKARTA, KOMPAS.com - Kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang lekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Industri kopi Indonesia pun terus menggeliat, berkat besarnya permintaan dari dalam maupun luar negeri.
Akan tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 yang melanda selama beberapa bulan terakhir, turut mempengaruhi rantai pasok seluruh sektor secara global, termasuk kopi.
Baca juga: Terdampak Pandemi, Menkop Dorong Petani Kopi Bentuk Koperasi
Adapun komodiras kopi terus mengalami tantangan penurunan harga. International Coffee Organization (ICO) dalam laporannya pada April lalu menyebutkan, penurunan produk domestik bruto dunia 1 persen berkaitan dengan menurunnya permintaan kopi sebesar 0,95 persen atau setara dengan 1,6 juta kantong berukuran 60 kilogram.
Situasi ini tentunya berdampak negatif bagi seluruh aspek di industri, baik pelaku usaha ritel maupun UMKM, petani kopi dan juga para penikmatnya.
Berdasarkan pengalamannya di bidang kopi, Otten Coffee yang didirikan oleh Jhoni Kusno serta Robin Boe, membagikan tips bagaimana produsen serta petani kopi tetap tumbuh dan mampu melihat peluang baru selama pandemi Covid-19.
Pertama adalah memanfaatkan platform digital. Jhoni mengatakan, aktivitas yang berpusat di rumah membuat masyarakat meningkatkan tren belanja online, tak terkecuali saat membeli kopi.
Baca juga: Petani Kopi Sumedang Dapat Bantuan Mesin Produksi dan Pelatihan
Di saat seperti sekarang ini, pengalaman meracik dan menyeduh kopi sendiri di rumah menjadi hobi baru yang cukup digandrungi para pecinta kopi.
Apalagi ditambah dengan mudahnya memesan berbagai jenis kopi yang semakin banyak secara online.
"Kita harus meluncurkan inovasi demi mendorong pertumbuhan industri kopi lokal sekaligus memenuhi kebutuhan penikmat kopi. Misalnya memberikan resep kopi terbaru yang dapat ditiru masyarakat khususnya pencinta kopi lewat social media, sehingga mereka lebih mudah menikmati kopi-nya di rumah," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (30/9/2020).