Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Indonesia Resesi, Masyarakat Diminta Tak Panik

Kompas.com - 06/11/2020, 13:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia telah resmi masuk resesi, seiring dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang sudah dua kali berturut mengalami kontraksi. 

Pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia minus 3,49 persen, melanjutkan laju ekonomi di kuartal II-2020 yang tercatat minus 5,32 persen.

Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, resesi ekonomi Indonesia perlu disikapi masyarakat dengan tidak panik. Sebab, kondisi ini tak hanya di alami Indonesia,tetapi juga oleh sebagian besar negara di dunia.

Baca juga: Ini Upaya Pemerintah Selamatkan Perekonomian RI dari Resesi

"Masyarakat tidak perlu panik karena resesi saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di hampir seluruh negara di dunia, disebabkan oleh pandemi," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Jumat (6/11/2020).

Di sisi lain, kata dia, ada hal positif yang dapat dilihat dari laju perekonomian kuartal III-2020 yang kontraksinya lebih kecil dari kuartal II-2020. Artinya ekonomi sudah mulai menunjukkan pemulihan.

Menurut Piter, tren perbaikan tersebut diperkirakan terus berlanjut di kuartal IV-2020 mendatang. Sekalipun ekonomi tetap berpotensi minus, namun setidaknya akan lebih mengecil.

Kendati demikian, ia menekankan, percepatan pemulihan ekonomi sangat bergantung dengan kemampuan Indonesia menanggulangi pandemi Covid-19. Piter optimistis jika pandemi telah berakhir, maka perekonomian dalam negeri dapat kembali bergeliat dan pulih.

"Sehingga fokus pemerintah sebaiknya lebih kepada penanggulangan pandemi. Karena perekonomian akan membaik ketika pandemi berakhir," kata dia.

Sementara itu, Ekonom BCA David Sumual mengatakan masyarakat perlu berinovasi untuk bisa bertahan di tengah pandemi. Ini lantaran masih banyak sektor ekonomi yang bisa di dorong, seperti bidang digitalisasi.

Baca juga: Ada Resesi dan Gejolak Pilpres AS, Sektor Apa yang Masih Berpotensi Cuan?

Ia menjelaskan, pandemi saat ini memang mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif. Pembatasan aktvitas juga membuat digitalisasi meningkat pesat.

"Sekarang masyarakat tetap berjuang untuk inovatif, mereka tetap berupaya, banyak inovasi yang saat ini telah dilakukan, seperti banyak yang memanfaatkan lewat online," kata dia.

Di sisi lain, pemerintah juga mulai merealisasikan program padat karya tunai (cash for work) serta tetap mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai daerah Indonesia. Hal ini pun dapat dimanfaatkan masyarakat untuk bisa memperkuat finansial di tengah pandemi.

"Jadi memang masih banyak sektor yang bisa di dorong, walaupun mungkin yang lain belum seperti pariwisata dan angkutan udara," kata David.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com