Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setuju Premium Dihapus, YLKI Minta Diskon Pertalite Diperpanjang

Kompas.com - 16/11/2020, 14:27 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) turut merespons wacana penghapusan BBM jenis Premium, yang disebut akan mulai dilakukan pada 1 Januari 2021.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, wacana penghapusan Premium sudah muncul sejak 2017, setelah diterbitkannya Peraturan Menteri (Permen) LHK Nomor 20 Tahun 2017 pada 10 Maret 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Namun pembahasannya berhenti pada 2018 lalu.

Tulus menilai wacana penghapusan Premium seharusnya sudah diterapkan sejak beberapa tahun lalu.

"Ini sebenarnya produk kebijakan yang sangat usang. Mestinya sudah dilakukan sejak lama. Dan 2017 awal sudah dilakukan (pembahasan) sampai 2018, tapi karena pemilu ini dianulir lagi, ini yang kami sesalkan. Ini jangan mengulang," tuturnya kepada Kompas.com, Senin (16/11/2020).

Baca juga: Gelar Diskon Pertalite di Berbagai Daerah, Upaya Pertamina Hapus Premium?

Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, Tulus menyadari banyak masyarakat terdampak daya belinya. Oleh karenanya, ia meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk memperpanjang dan menerapkan diskon BBM jenis Pertalite, menjadi seharga Premium.

Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan untuk menciptakan suatu rekayasa harga, sehingga dengan daya beli yang belum sepenuhnya pulih, masyarakat dapat membeli Pertalite.

"Menurut saya sampai beberapa bulan ke depan harus dilakukan, 2-3 bulan ke depan, sampai kemudian konsumen ada stabil dari sisi ekonomi," katanya.

Lebih lanjut, Tulus menilai, masyarakat sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli Pertalite dan bensin dengan nomor oktan di atas 90 lainnya.

Baca juga: BPH Migas Nilai Penyaluran Premium Perlu Dievaluasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com