Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Nabung Biaya Pendidikan Anak Tak Tercapai, Apa yang Salah?

Kompas.com - 06/12/2020, 10:03 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Imbal hasilnya lumayan besar jika investasi dalam jangka panjang lebih dari 5 tahun. Contoh reksadana pasar uang, rata-rata keuntungan hingga 20 persen per tahun. Sedangkan emas sekitar 12 persen per tahun.

Sementara deposito mirip dengan tabungan. Bedanya ada jangka waktunya. Tidak bisa ditarik sesuka hati. Tetapi suku bunganya lebih tinggi dari tabungan, yakni sekitar 4-7 persen.

3. Tidak diversifikasi investasi

Kalau uang mau berkembang dan mencapai target pengumpulan dana, jangan hanya mendekap satu instrumen investasi. Pilih dua atau tiga.

Misalnya satu, investasi emas. Dua, investasi reksadana. Jadi kalau reksadana lagi turun kinerjanya, emas tetap stabil. Begitupula sebaliknya.

Atau deposito untuk biaya pendidikan anak pertama, dan investasi emas untuk anak kedua. Dengan begitu, ada diversifikasi. Tidak mengandalkan satu investasi saja.

Baca Juga: Menghitung Biaya Sekolah Anak dan Pilih Tabungan Pendidikan yang Tepat

4. Mengutak-atik biaya pendidikan

Kesalahan fatal berikutnya, yaitu mengutak atik biaya pendidikan anak yang sudah terkumpul. Ini kebiasaan jelek banyak orangtua. Mencampuradukkan uang.

Padahal dalam perencanaan keuangan, sudah jelas pos-pos anggarannya. Untuk biaya pendidikan sendiri, untuk dana darurat sendiri, untuk bayar utang dan kebutuhan makan pun dipisahkan.

Begitu ada keperluan mendesak, orangtua menarik uang dari pos biaya pendidikan. Contohnya menjual emas atau mencairkan reksadana. Seharusnya gunakan dana darurat.

Kalau Anda ‘gatel’ menggunakan biaya pendidikan anak, kapan bisa terkumpul sesuai target? Yang ada justru berkurang karena terus ditarik dananya.

5. Tidak menyisihkan uang dengan rutin

Biaya pendidikan bisa terkumpul sesuai target jika Anda komitmen dan disiplin menyisihkan uang. Dari gaji bulanan atau pendapatan harian, berapapun itu sisihkan.

Bila anak lebih dari satu, Anda dapat mengumpulkan masing-masing 10 persen dari penghasilan. Tetapi kalau hanya satu anak, sebaiknya 20 persen.

Setelah menerima gaji, langsung sisihkan untuk biaya pendidikan anak. Jangan menunggu dari sisa gaji. Dengan Anda rajin menyisihkan uang, maka kesempatan untuk mencapai target dana lebih besar.

Persiapkan Biaya Pendidikan Sejak Dini

Anda sebagai orangtua harus tahu kapan waktunya mengumpulkan biaya pendidikan anak. Begitu anak Anda lahir, langsung persiapkan.

Jangan menunggu anak Anda besar, itu sudah terlambat. Anda sendiri yang bakal pusing saat anak mulai masuk sekolah.

Mempersiapkan biaya pendidikan sejak dini dapat menghindari Anda dari utang yang nilainya bisa mencapai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com