Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Incar Sukuk Global, Bank Syariah Indonesia Mau Buka Cabang di Dubai?

Kompas.com - 16/12/2020, 20:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Project Management Office merger PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi sudah menyusun rencana bisnis selama 3 tahun mendatang untuk tahun 2021-2023.

Pria yang didapuk menjadi Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk itu mengatakan, salah satu rencana bisnisnya adalah menyelami pasar sukuk global.

Dia bahkan menyebutkan, bank hasil merger bakal memiliki peluang untuk cabang di luar negeri.

"Mungkin kita akan punya cabang, mungkin di Dubai misalnya, di tahun 2021. Kalau nanti ada perusahaan bagus di indonesia, seperti BUMN, ingin melakukan issue sukuk global, bank ini bisa membantu," kata Hery dalam konferensi video, Rabu (16/12/2020).

Baca juga: Hery Gunardi Diangkat Jadi Dirut Bank Syariah Indonesia

Hery menyebut, pasar sukuk global memang menjanjikan, utamanya di wilayah Timur Tengah. Di sisi lain, RI selama ini kurang memanfaatkan instrumen syariah untuk pendanaan di dalam negeri.

"Selama ini belum ada kami lihat market untuk sukuk global, terutama di middle east. Potensi market ini luar biasa besar," ucap Hery.

Sepakat, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, pendanaan menggunakan produk syariah yang cocok untuk pembangunan infrastruktur belum terlalu banyak.

Padahal Indonesia masih membutuhkan pendanaan untuk membangun infrastruktur.

"Dan sukuk pasar global ini merupakan pasar yang bisa kita tuju untuk melakukan pendanaan. Pas untuk pembiayaan jalan tol, pembangkit listrik, dan lain-lain," kata dia.

Sebagai informasi, bank hasil penggabungan akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.

Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan Top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Bank hasil penggabungan akan tetap berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.

Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.

Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

Baca juga: Awali Legal Merger, 3 Bank Syariah BUMN Tandatangani Akta Penggabungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com