JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 menjadi minus 2,2 persen.
Kontraksi tersebut lebih dalam bila dibandingkan dengan proyeksi yang dilakukan pada September lalu, ketika Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bakal minus 1,6 persen.
Di dalam laporannya, Bank Dunia menyebutkan, perekonomian Indonesia sudah mulai pulih setelah sempat mengalami kontraksi yang cukup dalam pada kuartal II lalu, yakni sebesar minus 5,32 persen.
"Namun, dampak dari krisis masih berlanjut dengan permintaan domestik yang masih jauh lebih lemah dibanding sebelum krisis," ujar Bank Dunia, dikutip dari laporan Indonesia Economic Prospects, Desember 2020, Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Meski Masih Kontraksi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2020 Diperkirakan Bisa Capai Minus 2 Persen
Bank Dunia pun mencatatkan, laju pemulihan di Indonesia tak merata di semua sektor. Beberapa sektor yang tidak bisa dikerjakan secara jarak jauh, atau padat interaksi fisik, seperti sektor layanan akomodasi, transportasi, konstruksi, manufaktur, serta ritel terdampak cukup parah oleh pandemi.
Menurut Bank Dunia, hanya sebagian dari sektor tersebut yang telah mengalami pemulihan.
Namun, industri yang tidak memerlukan banyak interaksi fisik, seperti keuangan, pendudukan, komunikasi, dan telekomunikasi, cenderung lebih kuat menghadapi pandemi.
Selain itu, sektor-sektor seperti pertambangan dan beberapa industri manufaktur dengan tujuan ekspor mampu bertahan lantaran beberapa harga komoditas mulai merangkak naik dari titik terendah mereka pada pertengahan tahun ini.
"Pemulihan akan lebih lambat dari perkiraan pada kuartal III dan IV sebagai dampak dari pembatasan sosial di tengah kasusu Covid-19 yang terus meningkat," tulis Bank Dunia.
Perekonomian diproyeksi akan kian pulih pada tahun 2021 dan berlanjut pada 2022 dengan kian dibukanya beragam kegiatan dan kebijakan pembatasan yang kian longgar.
"Pertumbuhan ekonomi bakal rebound menjadi 4,4 persen pada 2021, sebagian besar didorong oleh pemulihan konsumsi swasta," jelas Bank Dunia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.