Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Pandemi, Proyek PLTU hingga Tol Garapan Bakrie & Brothers Akan Direalisasi 2021

Kompas.com - 17/12/2020, 14:11 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah melewati masa yang berat di tahun 2020, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menyusun serangkaian rencana untuk menyambut tahun 2021, antara lain percepatan realisasi sejumlah proyek yang tertunda dan terus melanjutkan perluasan bisnis masa depan yang prospektif.

Direktur Utama BNBR, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, tahun 2020 adalah tahun yang berat, namun perseroan cukup resilient menghadapi situasi dan mampu bertahan hingga kini.

Perseroan juga optimistis mampu mengatasi segala tantangan berat yang hampir pasti akan dijumpai tahun depan.

Baca juga: Ini Kata Anindya Bakrie soal UU Cipta Kerja

“Dengan memanfaatkan tahun ini untuk meninjau ulang dan merestrukturisasi postur perusahaan menjadi lebih baik, melalui efisiensi dan pembenahan internal, khususnya secara operasional, finansial, dan organisasi, sambil kita menatap tahun 2021 dengan lebih optimis melalui proyek-proyek yang tengah maupun yang akan dijalankan,” kata Anindya melalui public expose virtual, Kamis (17/12/2020).

Di tahun 2021, Perseroan yakin situasi akan jauh lebih baik karena sejumlah proyek yang tertunda akan didorong realisasinya.

Beberapa di antaranya adalah proyek PLTU Tanjung Jati A 2x660MW, proyek jalan tol Cimanggis-Cibitung, dan proyek Pipa Gas Transmisi Kalimantan.

Anindya mengatakan, optimisme di tahun depan itu juga semakin kuat terasa dengan terbitnya Undang-Undang (UU) Omnibus Law atau yang kini telah menjadi UU Nomor 11 Tahun 2020.

Menurut dia, UU tersebut mampu mendorong kemudahan investasi dan berusaha, serta menjadi jembatan penhubung dalam perekonomian Indonesia yang selama ini cenderung masih belum terhubung secara optimal.

Baca juga: Pemerintah Perpanjang Izin Usaha Tambang Batubara Bakrie 20 Tahun

“UU Omnibus Law ini nantinya akan mampu menjembatani banyak hal, pertama mengatasi diskoneksi dalam investasi. Kedua, mengatasi diskoneksi peluang demografi yang secara struktural bisa mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pengangguran, dan ketiga, mengatasi diskoneksi perpajakan. Ketiga aspek ini memiliki pengaruh positif secara signifikan untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan,” kata dia.

Pada kuartal III tahun 2020, Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 240 miliar, dengan EBITDA pada kuartal III tahun 2020 adalah sebesar Rp 17 miliar.

Nilai tersebut turun dibandingkan EBITDA periode yang sama di tahun 2019 yang sebesar Rp 232 miliar.

Pendapatan Perseroan juga menurun hingga 20 persen menjadi Rp 1,97 triliun pada kuartal III tahun 2020 dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 2,47 triliun.

“Pandemi, menjadi salah satu faktor penyebab sehingga beberap proyek potensial yang akan dikerjakan Perseroan tertunda persiapan atau pelaksanaannya,” ujar dia.

Baca juga: Jungle Land, Grup Bakrie, dan Gaji Karyawan yang Belum Dibayar

Adapun beberapa anak usaha yang terdampak pandemi Covid-19 di tahun 2020 antara lain, PT Bakrie Autoparts (BA), unit usaha Perseroan yang memproduksi komponen otomotif, mengalami penurunan volume penjualan pada tahun 2020 sehubungan dengan penyesuaian order pelanggan selama Pandemi Covid-19.

Komposisi penjualan terdiri dari 84 persen komponen otomotif dan 16 persen dari produk general casting. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com