Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Efek New York Mau Tendang 3 Raksasa Telekomunikasi China

Kompas.com - 03/01/2021, 20:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Bursa Efek New York (NYSE) menyatakan akan menghapus 3 perusahaaan raksasa telekomunikasi China dari bursa (delisting).

Ketiga perusahaan tersebut yakni China Telecom, China Mobile, dan China Unicom Hong Kong. Dalam penyelidikan, ketiganya dituduh melakukan pelanggaran terkait keamanan negara.

Dilansir dari BBC, Minggu (3/1/2021), perdagangan saham tiga perusahaan tersebut di NYSE akan ditangguhkan sementara sebelum proses penghapusan dari salah satu bursa efek terbesar di dunia itu.

Ketiga perusahaan itu dianggap lebih banyak beroperasi dan meraup hampir seluruh pendapatannya di China. Sementara kehadiran mereka di AS dianggap sangat tidak signifikan.

Baca juga: Konglomerat Hong Kong Jimmy Lai Dijebloskan ke Penjara

Penghapusan ketiga perusahaan dari NYSE lebih dianggap sebagai gertakan simbolis dari pemerintah AS dalam babak baru kelanjutan ketegangan hubungannya dengan Beijing.

Dalam perdagangan saham di NYSE, saham ketiga perusahaan juga tak banyak diperjual-belikan. Ketiganya tercatat merupakan perusahaan BUMN milik pemerintah China.

Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump menandatangani perintah yang melarang segala bentuk investasi perusahaan China yang memiliki kaitan dengan militer.

Secara spesifik, perintah Donald Trump tersebut yakni larangan membeli atau menjual saham perusahaan China yang masuk dalam daftar yang dirilis Pentagon.

Baca juga: Pemerintah China Mau Paksa Ant Group Divestasi Saham di Sektor Keuangan

Selain perusahaan BUMN China, pemerintah AS juga menargetkan sejumlah korporasi swasta Negeri Tirai Bambu yang beroperasi di negaranya seperti TikTok, Huawei, dan Tencent.

Perusahaan-perusahaan telekomunikasi China yang beroperasi di AS dianggap bisa membahayakan keamanan nasional.

Pemerintah Beijing sendiri merespon daftar hitam perusahaan China yang dikeluarkan Pentagon sebagai bagian dari ketegangan hubungan dua raksasa ekonomi tersebut.

NYSE sudah mengonfirmasi bahwa perdagangan saham China Telecom, China Mobile, dan China Unicom Hong Kong akan ditangguhkan pada 7 sampai 11 Januari 2021 mendatang.

Baca juga: Ekonomi China Diperkirakan Bakal Lampaui AS pada 2028, Berkat Covid-19?

Rencana keputusan menendang tiga raksasa telekomunikasi China itu dari bursa saham sebenarnya sangat bertolak belakang dengan kebijakan ekonomi AS sebelum ketegangan hubungan dengan China.

Dalam beberapa tahun sebelumnya, bursa saham Negeri Paman Sam seperti NYSE dan Nasdaq aktif membujuk perusahaan China untuk mencatatkan saham mereka di sana.

Saat ini, terdapat lebih dari 200 perusahaan China yang terdaftar di pasar saham AS dengan kapitalisasi pasar mencapai 2,2 triliun dollar AS.

Setelah memburuknya hubungan AS-China, banyak perusahaan China yang sudah terdaftar di NYSE maupun Nasdaq, mulai mencatatkan diri di bursa saham lain yang lebih aman seperti di Hong Kong dan Singapura.

Baca juga: Mulai Pulih 100 Persen, China Targetkan Ekonomi Tumbuh 8 Persen di 2021

Perusahaan e-commerce raksasa seperti Alibaba dan JD.Com juga sudah mencatatkan diri di New York namun kini telah melakukan pencatatan saham sekunder di Hong Kong sejak dua tahun terakhir.

Bulan lalu, parlemen AS menerbitkan UU yang meminta perusahaan-perusahaan China dikeluarkan dari bursa jika mereka tidak mematuhi aturan terkait audit sesuai peraturan di AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com