Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Dana Rp 21,15 Triliun, Zoom Berencana Jual 4,4 Juta Saham Baru

Kompas.com - 13/01/2021, 09:00 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan video conference asal Amerika Serikat, Zoom berencana menggalang dana senilai 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 21,15 triliun melalui penawaran saham lanjutan.

Dilansir dari CNBC, Rabu (13/1/2021), perusahaan yang mendapat keuntungan dari tuntutan bekerja dari rumah akibat pandemi, berasumsi harga saham saat penjualan kembali di kisaran 337,71 dollar AS. Angka tersebut didasarkan pada harga saham Zoom pada penutupan perdagangan, Senin (11/1/2021).

Nilai saham Zoom tersebut meningkat 10 kali lipat dibandingkan ketika penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada harga 36 dollar AS per lembarnya di tahun 2019 lalu.

Perusahaan pun berencana bakal menjual 4,4 juta saham baru.

Baca juga: IHSG Diproyeksikan Melemah, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Zoom tengah mengambil memanfaatkan peningkatan minat investor setelah harga saham perusahaan melonjak berkali lipat bila dibandingkan tahun lalu.

Zoom memang sudah menguntungkan, namun demikian penjualan saham dinilai akan membebani neraca perusahaan. Sebab pada Oktober 2020 lalu, perusahaan tercatat memiliki kas dengan nilai setara 730,5 juta dollar AS, atau meningkat dari posisi Januari yang sebesar 283,1 juta dollar AS.

Dengan kapitalisasi pasar mendekati 100 miliar dollar AS Zoom memiliki modal untuk melakukan proses akuisisi dengan nilai signifikan.

Penjualan saham sekunder dinilai akan memberikan modal bagi perusahaan untuk menggabungkan uang kas dan berpotensi untuk bisa memberi penawaran menarik bagi target perusahaan yang bakal diakuisisi.

Namun demikian, perusahaan mengatakan bakal menggunakan dana dari rencana aksi korporasi tersebut untuk biaya operasional dan belanja modal.

"Perusahaan juga mungkin akan menggunakan sebagian dari dana tersebut untuk melakukan proses akuisis atau investasi strategis di bisnis, jasa, atau teknologi yang melengkapi (yang sudah dijalankan perusahaan)," jelas perusahaan.

Baca juga: Mengenal Jenis Asuransi untuk Penumpang Pesawat

Meski valuasi Zoom telah berlipat 10 kali lipat sejak IPO, namun dalam beberapa bulan ke belakang harga saham perusahaan mulai merosot. Sejak mencapai nilai puncak pada Oktober lalu di kisaran 568,34 dollar AS per lembarnya, kini harga saham Zoom telah merosot lebih dari 41 persen. Hal itu merupakan efek dari hasil uji klinis vaksin Covid-19 yang memiliki tingkat efficacy tinggi dan segera diluncurkan ke pasar.

Adapun dalam dua kuartal terakhir, pendapatan Zoom tumbuh hingga 350 persen, dan perusahaan dalam laporan keuangan terbaru mengatakan, pendapatan perusahaan pada kuartal keempat bakal mendekati 330 persen.

Namun demikian pada pertengahan tahun ini harga saham Zoom diperkirakan akan mulai merosot akibat banyak perusahaan yang mulai membuka kantor kembali.

Baca juga: Bos Kasino Sekaligus Sumber Donor Trump Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com