Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN hingga Pertamina Ramai-ramai Turunkan Pinjaman ke Bank, Totalnya Rp 61,94 Triliun

Kompas.com - 01/02/2021, 21:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat ada sekitar 200 perusahaan besar yang menurunkan jumlah pinjaman dengan baki debet mencapai Rp 61,94 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, jumlah pinjaman 116 debitur besar dari kelompok 200 debitur rata-rata turun 16,6 persen.

Korporasi dengan penurunan terbesar adalah PLN Rp 36 triliun, Pertamina Rp 28,9 triliun, Bulog Rp 9 triliun, Petrokimia Gresik Rp 6 triliun, dan Astra International Rp 5,4 triliun.

Baca juga: OJK: Masyarakat Tak Belanjakan Uang, Jumlah Investor Ritel Melonjak

"Kenapa? Mereka tidak memerlukan kredit bank sebesar pada saat normal, terutama kredit modal kerja. Karena operasinya belum pulih," kata Wimboh dalam konferensi virtual Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (1/2/2021).

Wimboh menuturkan, penurunan baki debet sedikit banyak mempengaruhi pertumbuhan kredit perbankan yang terkontraksi -2,41 persen (yoy) di bulan Desember 2020.

Berdasarkan kepemilikan, kredit di BUSN dan bank asing terus terkontraksi, sementara Bank Persero dan BPD masih tumbuh positif, sejalan dengan kebijakan pemerintah mendorong penyaluran kredit melalui penempatan dana di Bank Persero, BPD, dan Bank Syariah.

"Penurunan Kredit pada bank asing antara lain diakibatkan oleh pengalihan kredit dari Bangkok kepada Bank Permata sehubungan dengan integrasi kedua bank tersebut," papar Wimboh.

Sementara itu, berdasarkan segmennya, Kredit UMKM yang terkontraksi mulai dari Maret 2020 cukup mempengaruhi perlambatan kredit secara keseluruhan sehingga secara yoy masih terkontraksi -1,73 persen.

Baca juga: OJK: Lahirnya Bank Syariah Indonesia Sudah Lama Ditunggu Masyarakat

Selain kredit korporasi yang menurunkan baki debet, kredit di segmen konsumsi juga masih terkontraksi karena masih lemahnya daya beli masyarakat.

Kredit kendaraan bermotor (KKB) misalnya, terus terkontraksi mencapai -24,66 persen terutama pada kepemilikan roda empat.

Secara sektoral, kontraksi kredit didorong oleh sektor perdagangan dan industri pengolahan.

Hal ini sejalan dengan penurunan aktivitas sosial ekonomi dan masih lemahnya daya beli masyarakat.

Meski kredit pada Desember 2020 masih terkontraksi, pertumbuhan dari bulan ke bulan (month to month) mulai positif 0,63 persen pada Desember 2020.

Baca juga: Modus Terbaru Pinjol Ilegal, Suka Catut Nama yang Terdaftar di OJK

"Tanda-tanda perbaikan sudah ada. Kredit di bulan Desember sudah positif. Indikator konsumsi sudah naik, dan pemerintah dengan komitmennya akan melakukan fiskal yang akomodatif," ungkap Wimboh.

Tumbuh positifnya kredit ini membuat OJK optimistis kredit perbankan akan berkinerja baik pada tahun 2021, didorong oleh berbagai insentif dari sektor fiskal, moneter, makroprudensial, dan mikroprudensial untuk industri perbankan.

"Ini tinggal masalah waktu. Perusahaan besar termasuk BUMN akan gegap gempita untuk pulih kembali. Ini skenario yang kita ekspektasi dan kita dorong," pungkas Wimboh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com