Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Investor Receh, Bandar Besar, dan "Connected Society"

Kompas.com - 04/02/2021, 07:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Melalui medsos, berbagai kalangan yang masing-masing terpisah berkilo-kilometer bisa disatukan ketika ada satu isu bersama yang menjadi perhatian di setiap kepala orang-orang tersebut.

Baca juga: Seberapa Besar Pengaruh Influencer Terhadap Perkembangan Bisnis?

Isu hewan telantar misalnya. Kita bisa melihat bagaimana kelompok penyayang binatang melakukan campaign untuk mengajak khalayak memberikan perhatian dan mau mengadopsi hewan-hewan yang tak punya majikan tersebut.

Pun dengan kelompok sedekah untuk kucing yang getol melakukan kampanye agar publik mau memberi perhatian kepada kucing-kucing liar yang ada di jalanan Jakarta. Caranya, dengan memberinya makanan yang layak.

Karena kampanye itulah, kucing-kucing yang hidup di jalanan Jakarta belakangan ini terlihat lebih sejahtera. Coba lihat di sekitaran Stasiun Sudirman, puluhan ekor kucing yang ada di tempat tersebut terlihat gendut-gendut karena makanan tersedia di banyak sudut.

Masuk ke ruang-ruang baru

Dalam era connected society seperti sekarang, medsos memegang peran yang tak lagi bisa diremehkan. Dan peran itu mulai masuk ke ruang-ruang yang tak pernah diperkirakan sebelumnya.

Mobilisasi yang dilakukan di medsos tak lagi sekedar membentuk opini dan ajakan untuk melakukan aksi sosial. Lebih dari itu, mobilisasi tersebut belakangan juga mulai mengarah ke ajakan untuk ambil bagian pada aksi-aksi yang berisiko secara finansial, namun bukan dalam rangka penipuan.

Kejadian di Wall Street menunjukkan bagaimana investor ritel berhasil dimobilisasi untuk membeli saham yang sebenarnya tidak punya fundamental bagus, hanya untuk melawan aksi para hedge fund yang ingin bermain short selling saham Gamestop.

Apa yang dilakukan oleh investor ritel tersebut mungkin belum pernah terjadi sebelumnya ketika pengaruh medsos dan forum diskusi seperti Reddit belum masif seperti saat ini.

Sebelumnya, aksi-aksi tersebut hanya bisa dilakukan oleh para pemain besar yang sebagian dari mereka kerap mendapat julukan activist investor.

Baca juga: Investasi Saham Bukan untuk Main-main, Ketahui Risikonya Sebelum Beli

Sedikit menyinggung mengenai activist investor, mereka adalah orang-orang yang bermodal besar dan melakukan transaksi saham untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Aktivisme tak jarang dilakukan dengan melaui hostile takeover agar investor itu bisa memasukkan perwakilannya ke jajaran direksi agar bisa menyetir bisnis yang dijalankan.

Beberapa orang yang terkenal sebagai investor aktivis ini adalah Carl Icahn dan Nelson Peltz. Mereka menggunakan perusahaan investasi sebagai sarana untuk melakukan aksi tersebut.

Carl Icahn misalnya. Pada 22 Agustus 2015, Icahn melalui Icahn Enterprises LP telah mengakuisisi 8,8 persen saham Freeport McMoRan yang terdaftar di bursa efek New York.

Ketika berhasil masuk Freeport, Icahn mempermasalahkan besarnya belanja modal yang dialokasikan, struktur keuangan perusahaan yang jelek, serta tingginya bayaran direksi perusahaan di tengah harga komoditas yang rendah. Akibatnya, James R. Moffett yang saat itu menjabat sebagai Chairman of the Board Freeport McMoRan Inc terpental dari posisinya.

Begitulah investor aktivis bekerja. Namun seiring dengan besarnya peran medsos, aktivisme di bursa saham mungkin tak lagi hanya menjadi monopoli mereka yang bermodal besar.

Baca juga: Fenomena Meroketnya Saham Gamestop Bisa Saja Terjadi di Indonesia, Jika...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com