Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Harga Beras Indonesia Lebih Mahal dari Negara Lain

Kompas.com - 17/02/2021, 20:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Institut Pertanian Bogor Arif Satria mengungkapkan, biaya produksi beras Indonesia menjadi yang termahal di Asia, meski secara produksi lebih tinggi dari negara-negara produsen beras lainnya.

Tingginya biaya produksi pun membuat harga beras Indonesia menjadi lebih mahal dari negara-negara di Asia.

Arif menjelaskan, produktivitas beras Indonesia berkisar 5,13-5,24 ton per hektar, sedikit lebih rendah dari Vietnam yang mencapai 5,82 ton per hektar.

Baca juga: Bulog Bakal Produksi Beras Sendiri, Kualitas Premium tapi Harga Medium

Namun, tetap lebih tinggi dari produktivitas beras Malaysia yang sebesar 4,08 ton per hektar, Filipina sebesar 3,97 ton per hektar, dan Thailand sebesar 3,09 ton per hektar.

"Tapi dari biaya produksi beras, Indonesia itu lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain," ujar Arif dalam webinar yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rabu (17/2/2021).

Dia mengatakan, berdasarkan perbandingan struktur biaya produksi beras di Asia, Indonesia menjadi yang tertinggi dibandingkan Filipina, China, India, Thailand, dan Vietnam.

Arif bilang, komponen termahal dari produksi beras domestik adalah biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja. Di samping pula, harga pupuk Indonesia yang hanya lebih murah dari India.

"Jadi memang agak ironis, ternyata faktor sumber daya manusia kita lebih mahal dibandingkan Thailand, Vietnam, India, Filipina, dan China," imbuhnya.

Sejalan dengan biaya produksi yang tinggi, harga beras produksi Indonesia menjadi lebih mahal dari negara lainnya, seperti Thailand dan Vietnam.

Baca juga: Fakta Seputar Utang Pemerintah Era Jokowi yang Tembus Rp 6.074 Triliun

Pada 2019 rata-rata harga beras internasional Thailand sebesar Rp 5.898 per kilogram dan Vietnam sebesar Rp 5.090 per kilogram, jauh lebih rendah dari harga beras Indonesia yang sebesar Rp 11.355 per kilogram.

Menurut dia, persoalan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia, khususnya pemerintah. Sebab, selain membuat harga beras mahal, biaya produksi yang tinggi turut membuat Indonesia tak berdaya saing dalam industri beras dan rawan akan impor.

"Jadi memang kita tahu bahwa biaya kita relatif tinggi dibandingkan negara-negara lain, ini satu agenda yang harus kita segera atasi," pungkas Arif.

Baca juga: Tak Hanya dari Singkong, Bulog Bakal Produksi Beras dari Jagung dan Sagu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com