JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pihaknya tengah membidik sejumlah negara non-tradisional untuk menjadi pasar ekspor guna meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan yang meminta untuk memperluas pangsa ekspor.
Namun, bukan sembarangan negara yang diincar Kemendag untuk dijadikan mitra perdagangan baru. Lutfi bilang, negara-negara tersebut umumnya dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Baca juga: Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Pedagang Pasar: Ini yang Kami Tunggu
"Sebenarnya kami telah siapkan beberapa pasar non tradisional yang kami sudah lihat dan pelajari, biasanya adalah negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen," ungkap Lutfi dalam konferensi pers Rapat Kerja Kemendag, Kamis (4/3/2021).
Lutfi menyebutkan, setidaknya ada 5 organisasi antar negara yang mencakup negara-negara non-tradisional untuk dijadikan pasar ekspor Indonesia.
Pertama, Eurasian Economic Union (EAEU) yang beranggotakan 8 negara, yakni Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhtan, Kirgistan, Kuba, Moldova, dan Uzbekistan.
Kedua, East African Community (EAC) yang beranggotakan enam negara yakni Burundi, Kenya, Rwanda, Sudan Selatan, Tanzania, dan Uganda.
Baca juga: Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Mendag Siapkan Aturan Khusus
Ketiga, Economic Community of West African States (ECOWAS) yang terdiri 15 negara di wilayah barat benua Afrika, di antaranya Nigeria, Pantai Gading, dan Ghana.
Keempat, Gulf Cooperation Council (GCC) yang beranggotakan 6 negara di Timur Tengah, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Kuwait, dan Oman.
Kelima adalah organisasi di kawasan Amerika Selatan atau latin yang tegabung dalam Mercosur, beranggotakan Brasil, Argentina, Paraguay, Uruguay, dan Venezuela.
"Ini adalah pasar-pasar non-tradisional yang akan menjadi target dari perjanjian perdagangan kita di masa yang akan datang," pungkas Lutfi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.