Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah: Cintai Produk Lokal, tapi Jangan Tutup Mata dengan Produk Asing

Kompas.com - 05/03/2021, 16:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo menggaungkan bencinya terhadap produk luar negeri. Dia pun meminta warga untuk lebih mencintai produk-produk lokal dan produk UMKM.

Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas mengapresiasi ajakan Jokowi tersebut. Sebab menurutnya mencintai produk luar negeri akan membawa UMKM di Indonesia lebih cepat bangkit setelah terdampak pandemi Covid-19.

Bukan hanya membeli, Anwar juga ingin masyarakat sadar dan menjunjung tinggi produk lokal meski harganya jauh lebih mahal dibanding produk asing.

Baca juga: Jokowi Minta Cintai Produk Lokal, Bagaimana Nasib Bang Buatan UMKM di Mal?

"Persoalan kita adalah bagaimana kita bisa menanamkan sikap ke dalam diri kita masing-masing, selama masih ada produk yang kita butuhkan dan dibuat oleh anak-anak bangsa, kita beli meskipun harganya lebih mahal sedikit," kata Anwar kepada Kompas.com, Jumat (5/3/2021).

Anwar menuturkan, bila rasa empati tersebut ada, bukan tidak mungkin angka pengangguran dan kemiskinan dan meningkat usai terjadi PHK massal bakal berkurang.

"Dan bila ini yang terjadi, tentu pendapatan dan daya beli masyarakat kita akan meningkat," jelas Anwar.

Kendati demikian, Anwar meminta masyarakat juga jangan menutup mata pada produk asing. Bagaimana pun, Indonesia masih bergantung pada negara lain untuk produk-produk tertentu.

Kemampuan Indonesia kata Anwar, masih terbatas dalam beberapa hal. Misalnya saja soal mesin-mesin produksi yang masih impor dari China hingga Jerman.

Baca juga: Perhatikan Hal Ini Jika Ingin Berhasil Memasarkan Produk Lokal

"Semua pesawat terbang yang kita tumpangi adalah produk asing. Kalau kita membencinya, betapa repotnya hidup kita. Oleh karena itu sebaiknya yang kita tangkap dari ucapan presiden adalah substansinya, yaitu bagaimana mencintai produk-produk dalam negeri," tutur Anwar.

Di sisi lain dia tak memungkiri, ajakan Jokowi untuk membenci produk luar negeri bisa ditafsirkan berbeda oleh negara-negara tetangga, yang notabene mitra dagang utama RI.

Akibat pernyataan itu, bukan mustahil bila negara tetangga akan membalas pernyataan dengan sikap dan tindakan yang serupa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com