Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Konflik, Ekspor RI ke Myanmar Turun

Kompas.com - 15/03/2021, 13:13 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mencatatkan penurunan ekspor nonmigas ke Myanmar pada bulan Februari 2020 sebesar 52,8 juta dollar AS

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, penurunan nilai ekspor tersebut tidak terlepas dari konflik yang terjadi di negara tersebut.

Seperti yang diketahui, terjadi konflik perebutan kekuasaan atau kudeta yang dilakukan pihak militer terhadap pemerintahan Myanmar.

Baca juga: Kedua Kalinya di Awal 2021, Neraca Dagang RI Surplus

Hal tersebut telah menyebabkan ketegangan di negara tersebut.

"Bila melihat apa yang terjadi di Myanmar sekarang, bisa dihapami kalau ekspor ke Myanmar mengalami penurunan," jelas Suhariyanto ketika memberikan keterangan pers secara virtual, Senin (15/3/2021).

Selain ke Myanmar, Indonesia juga mencatatkan penurunan ekpor ke beberapa negara lain, yakni ke India sebesar 178 miliar dollar AS, ke China 96,2 miliar dollar AS, Spanyol sebesar 75,5 miliar dollar AS, dan Singapura 49,7 miliar dollar AS.

"Untuk India, selain lemak dan minyak hewan atau nabati, juga ada penurunan ekspor besi baja dan bahan bakar mineral," jelas Suhariyanto.

Sementara itu, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekspor seperti ke Taiwan, yakni sebesar 217,4 juta dollar AS dan Amerika Serikat 186,7 juta dollar AS.

Baca juga: Produksi Surplus Bikin Harga Ayam Tidak Stabil

Selain itu juga ke Swiss sebesar 37,5 juta dollar AS, Belanda 37 juta dollar AS, dan Turki 36,8 juta dollar AS.

Suhariyanto menjelaskan, pada Februari 2021 ini pangsa ekspor nonmigas Indonesia masih tidak berubah.

Negara tujuan utama ekspor yang menduduki peringkat pertama adalah China dengan realisasi nilai ekspor mencapai 2,95 miliar dollar AS.

Kontribusi ekspor RI ke China pun tercatat paling tinggi, yakni sebesr 20,5 persen.

Baca juga: BI: Neraca Pembayaran Indonesia Surplus 2,6 Miliar Dollar AS Sepanjang 2020

Tujuan ekspor kedua yakni ke Amerika Serikat dengan porsi sebesar 12,92 persen, dan Jepang kontribusinya 8,35 persen.

"Komoditas utama ekspor ke China Februari ini adalah bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan/nabati," ujar Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com