JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 2 miliar dollar AS.
Hal tersebut diakibatkan oleh nilai ekspor yang lebih besar daripada impor.
Meski di sisi lain, kinerja keduanya mencatatkan pertumbuhan pada periode Februari 2021.
Baca juga: Kedua Kalinya di Awal 2021, Neraca Dagang RI Surplus
Untuk ekspor, realisasinya sebesar 15,27 miliar dollar AS atau tumbuh 8,56 persen (yoy).
Sedangkan nilai impor realisasinya 13,26 miliar dollar AS atau tumbuh 14,86 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, perbaikan kinerja ekspor dan impor tersebut menunjukkan kinerja perekonomian yang mulai bergeliat dan mengalami pemulihan setelah terhantam dampak pandemi Covid-19.
"Kalau dengan memperhatikan performa ekspor yang mengalami peningkatan 8,56 persen dan ekspor berasal dari seluruh sektor, kemudian impor juga naik terutama bahan baku dan barang modal, saya katakan ya, ini ini menunjukkan geliat berbagai sektor dan investasi di dalam negeri mulai bergerak," jelas Suhariyanto ketika memberikan paparan, Senin (15/3/2021).
Baca juga: Ada Konflik, Ekspor RI ke Myanmar Turun
Suhariyanto mengatakan, perbaikan kinerja ekspor dan impor tersebut beriringan dengan kinerja manufaktur.
Data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari hingga Februari menunjukkan adanya ekspansi, yakni berada di level di atas 50.
Di bulan Januari, posisi PMI Indonesia berada di level 52,2 sedangkan di Februari di level 50,9.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.