Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Senjata BI Hadapi Taper Tantrum

Kompas.com - 25/03/2021, 16:04 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Riza Tyas mengatakan, risiko terjadinya taper tantrum yang terjadi pada tahun 2013 tidak akan terulang pada tahun 2021 ini. Sebab menurut dia, kondisi pada saat tahun 2013 jauh berbeda dengan kondisi sekarang.

Taper tantrum merupakan kondisi gejolak pasar ketika bank sentral mulai mengetatkan kebijakan.

"Kita harus ingat, kondisi pada saat tahun 2013 dengan kondisi sekarang jauh lebih beda. Secara keseluruhan, kita sudah siap dengan kemungkinan yang bakal terjadi bahkan sebelum Covid-19," ujarnya dalam Pelatihan Wartawan Ekonomi Nasional secara virtual, Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Pemulihan Ekonomi, Gubernur BI: Ada 6 Sektor Mulai Jalan...

Untuk itu Riza menegaskan Indonesia tak perlu takut akan risiko taper tantrum.  BI sebut dia, sudah memiliki beragam strategi untuk meminimalisasi hal tersebut.

Strategi pertama disebutkan dia adalah BI akan melakukan intervensi di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan intervensi di pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN).

"Namun triple intervention ini dilakukan harus menggunakan strategi operasional yang matang dan melihat kondisi pergerakan pasar," ucapnya.

Lalu yang kedua adalah adanya koordinasi yang membuat Sistem Stabilitas Keuangan (SSK) yang lebih tangguh. Menurut dia, diperlukan koordinasi antara bank sentral, OJK maupun otoritas lain yang terkait.

"Kita sudah siapkan. Sehingga kalau sudah ada persiapan, maka SSK domestik juga akan terjaga lebih kuat," ungkapnya.

Lalu yang ketiga adalah BI akan memperluas kerja sama hingga ke internasional. BI sendiri telah memiliki kerjasama transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung atau Local Currency Settlement (LCS) dengan beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, dan Jepang.

Sementara strategi yang keempat adalah bank sentral bersama dengan pemerintah juga akan rutin melakukan koordinasi internasional seperti forum G20 dan pertemuan rutin IMF.

"Dengan pertemuan seperti ini, Indonesia bisa tahu bagaimana respon dari negara lain dalam menghadapi krisis," ucap dia.

Baca juga: Cuti Bersama 2021 Dipangkas, Ini Jadwal Operasional Bank Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com