Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Mau Buka Impor, Petani Garam Curhat Stok Menumpuk di Gudang

Kompas.com - 26/03/2021, 08:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Harga garam yang terlalu murah itu membuat petani tak mendapat keuntungan. Bahkan, para petani di beberapa sentra produksi mengaku hasil panennya hanya bisa untuk membeli 15 kilogram beras.

Baca juga: Mengenal Apa Itu APBD, Fungsi, dan Tujuan Pembuatannya

Agar harganya tidak terus menyusut, dia meminta pemerintah menetapkan harga acuan garam lokal di level Rp 700-Rp 1.000 per kilogram. Pasalnya, harga garam impor yang dibeli Indonesia Rp 1.000 per kilogram.

"Bahkan (garam impor) dari china sendiri sekitar Rp 1.500 per kg. Sedangkan hari ini harga garam di level petani hanya menyentuh Rp 100-Rp 200 kg," ungkap Wicaksono.

Padahal, sesuai RPJMN 2021, produksi garam nasional tahun ini mampu mencapai 3 juta ton. Sedangkan kebutuhan nasional berkisar pada angka 4 juta ton.

Dalam perhitungan data internal setelah melibatkan 28 pengurus wilayah NU dan 355 cabang di Indonesia, seharusnya maksimal garam impor pada 2021 hanya 1 juta ton.

"Jika impor 3 juta ton, lalu petani kita mau makan apa? Anak-anak mereka mau sekolah pakai apa? Jika dibiarkan terus-menerus seperti ini, maka petani akan jadi pihak yang paling dirugikan," pungkas dia.

Baca juga: Apa Itu APBN: Definisi, Fungsi, dan Tujuan Penyusunannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com