Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kontribusi Ekonomi Syariah

Kompas.com - 06/04/2021, 14:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya peran serta ekonomi dan keuangan syariah bagi pemulihan ekonomi nasional setelah dihantam pandemi Covid-19.

Bendahara negara itu menegaskan, ekonomi dan keuangan syariah hendaknya tidak terpisah dan eksklusif. Sebab, nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam ekonomi Islam cocok dengan permasalahan yang dialami negara saat ini.

"Dalam konteks pemahaman ini sekarang kita berpikir bagaimana kontribusi ekonomi keuangan syariah dalam pemulihan ekonomi kita. Kita memahami dari sisi nilai ekonomi syariah, bagaimana value menjadi landasan dari behaviour dari umat islam," kata Sri Mulyani dalam webinar IAIE, Selasa (6/4/2021)

Baca juga: Dibuka 9 April, Ini Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2021

Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebut, asas dan nilai yang ditekankan dalam ekonomi keuangan syariah cocok disandingkan dengan masalah middle income trap hingga pengentasan kemiskinan.

Asas-asas Islam yang dimaksud, antara lain asas keadilan, kejujuran, transparansi, tata kelola yang baik, dan asas berusaha semaksimal mungkin.

Bila asas itu dipraktekkan dengan baik, maka Indonesia diyakini mampu mengentaskan kemiskinan dan keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah.

"Karena yang disebut middle income trap itu adalah tata kelola yang buruk. Tata kelola yang buruk itu biasanya tidak jujur, korupsi, tidak organize, tidak rapih, jadi cocok (ekonomi Islam) menjadi salah satu solusinya, value kita untuk bisa address issue middle income trap," papar Ani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga ingin instrumen dalam Islam, seperti zakat, infaq, wakaf, dan shodaqoh berperan dalam segala bentuk kepentingan yang sesuai asas, seperti penyaluran bantuan sosial (bansos).

Baca juga: Pembukaan Kartu Prakerja Gelombang 17, Daftar Akun di prakerja.go.id

"Ini ada bansos tahun lalu yang besarannya Rp 120 triliun, wakaf zakat ada di mana? Bagaimana komplementaritasnya, bagaimana membuat sinergi sehingga dampaknya untuk membantu kelompok miskin menjadi lebih efektif, bagaimana kita bisa membantu masyarakat kita," sebut dia.

Untuk itu dia meminta, ekonomi islam bisa lebih berperan dalam pemulihan ekonomi nasional. Dia lantas mengajak ekonom muslim untuk membuat kajian besar dan mencari cara bagaimana ekonomi Islam dapat berperan aktif.

Apalagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

"Saya berharap ikhtiar semacam ini menjadi menu pembahasan di antara kita terus. sehingga Indonesia akan makin kaya pemikiran, supaya relevansi dari ekonomi Islam itu yang sifatnya inklusif dan memberikan solusi, dirasakan betul dan dilihat betul, dibuktikan," pungkasnya.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut RI Bisa Didikte Asing jika SDM Tak Siap di Era Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com