Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tebu Mengeluhkan Sulitnya Mendapatkan Stimulus dari Pemerintah

Kompas.com - 09/04/2021, 18:56 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah memberikan berbagai stimulus untuk masyarakat Indonesia mulai dari para pekerja, pengusaha hingga para petani.

Hanya saja banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa stimulus tersebut tidak bisa dirasakan manfaatnya secara merata.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoem menilai stimulus tersebut tidak efektif lantaran banyak para petani yang tidak bisa merasakan manfaatnya.

Baca juga: Ini Penyebab Utang BUMN Karya Membengkak versi Said Didu

"Misalnya saja ada stimulus relaksasi, bilamana terjadi pinjaman KUR, pelunasan bisa ditunda hingga 1 tahun, kami berharap itu terjadi tapi nyatanya banyak petani tebu yang menyatakan belum waktunya melunasi, tapi (disuruh) harus melunasi," ujarnya dalam acara Rakernas APTRI yang disiarkan secara virtual, Jumat (9/4/2021).

Tak hanya itu, Soemitro mengatakan, stimulus pemerintah yang memberikan pengurangan bunga pinjaman bagi pengusaha yang memiliki total aset di bawah Rp 5 miliar, juga tidak dirasakan manfaatnya oleh para pengusaha tebu.

"Itu kami tunggu tapi enggak juga kami rasakan," ucapnya.

Padahal kata dia, banyak sekali para petani tebu berharap stimulus ini bisa dirasakan sehingga bisa meningkatkan akvitas usaha yang akhirnya memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi gula tebu.

"Harapannya begitu, kami mohon petani tebu mendapatkan perhatian supaya bantuannya bisa kita rasakan dan meningkatkan produksi usaha kita," ucap dia.

Baca juga: Ditjen Pajak Tebar Surat Cinta untuk Para Wajib Pajak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com