Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Ketiga Kalinya Berturut-turut, Neraca Perdagangan RI Kembali Surplus

Kompas.com - 15/04/2021, 12:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada bulan Maret 2021, yakni sebesar 1,57 miliar dollar AS. Surplus terjadi karena kenaikan ekspor lebih besar ketimbang kenaikan impor.

Surplus tersebut merupakan untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut dalam 3 bulan pertama tahun 2021 ini.

Kepala BPS Suhariyanto menyebut, angka surplus neraca perdagangan pada bulan ini lebih bagus dibanding surplus pada Maret 2020 maupun pada Maret 2019 yang kala itu hanya mencapai angka 0,7 miliar dollar AS

"Nilai ekspor sebesar 18,35 miliar dollar AS, sementara impor 16,79 miliar dollar AS. Jadi selama bulan Maret (neraca perdagangan) kita surplus 1,57 miliar dollar AS," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis (15/4/2021).

Baca juga: Menteri KKP Lepas Ekspor Produk Perikanan ke 40 Negara Senilai Rp 1 Triliun

Pria yang akrab disapa Kecuk ini mengungkap, surplus pada Maret 2021 menyumbang surplus di kuartal I 2021. Sepanjang kuartal I, Indonesia telah mengalami surplus perdagangan sebesar 5,52 miliar dollar AS.

Tercatat capaian ekspor naik sebesar 17,11 persen, sementara impor naik 10,76 persen.

"Indikator ekspor-impor ini (menunjukkan) industri manufaktur mulai bergerak, investasi bergerak, dan mudah-mudahan tahun 2021 ekonomi Indonesia akan pulih, vaksinasi berjalan lancar, namun tetap patuhi protokol kesehatan," papar Kecuk.

Kecuk merinci, nilai ekspor Indonesia yang sebesar 18,35 miliar dollar AS pada Maret 2021 tumbuh 20,31 persen (month to month/mtm) dan 30,47 persen (yoy), baik di sektor migas maupun non migas.

Menurut sektor, pertumbuhan ekspor terjadi di seluruh sektor, mulai dari migas, pertanian, pengolahan, pertambagan, dan lainnya.

Sektor pertanian tumbuh 27,06 persen (mtm) dengan komoditas berupa sarang burung, tanaman obat, aromatik dan rempah, cengkeh tembakau, serta lada putih.

"Sementara industri pengolahan naik 22,27 persen (mtm) dam industri pertambangan naik 13,68 persen (mtm). Secara total ekspor Indonesia pada Maret naik 20,31 persen (mtm), sementara secara tahunan (yoy) naik 30,47 persen," ungkap Kecuk.

Kemudian impor yang mencapai 16,79 miliar dollar AS naik 26,55 persen (mtm) dan 25,73 persen (yoy). Impor migas naik sebesar 74,74 persen karena kenaikan nilai impor minyak mentah maupun hasil minyak, meski nilai gas menurun sebesar 2,11 persen.

Tercatat impor barang konsumsi naik 15,51 persen (mtm) dengan komoditas berupa vaksin Covid-19 dari China, melt cream and powder dari Selandia Baru, serta raw sugar dari India. Lalu, impor bahan baku penolong mencatat pertumbuhan impor paling tinggi sebesar 31,1 persen (yoy) dan barang modal 33,70 persen (yoy).

"Kita berharap geliat manufaktur dan investasi mulai pulih kembali di bulan ini dan diharapkan geliat terjaga di triwulan II dan berikutnya, sehingga ekonomi bisa pulih di tahun 2021," papar Kecuk.

Baca juga: Kedua Kalinya di Awal 2021, Neraca Dagang RI Surplus

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com