Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Terkontraksi, Pertumbuhan Ekonomi RI Diproyeksi Minus 0,5 Persen hingga Minus 1 Persen di Kuartal I 2021

Kompas.com - 27/04/2021, 15:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Core Indonesia, Mohammad Faisal memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 masih berada dalam zona negatif, meski terakselerasi lebih baik dibanding kuartal IV 2020.

Menurut perhitungannya, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2021 ini berada pada kisaran -0,5 persen hingga -1 persen.

"Prediksi pada kuartal I nanti di kisaran negatif, yaitu -0,5 persen sampai -1 persen. Ekspansi ekonomi akan terjadi di kuartal II 2021, dengan potensi pertumbuhan 4-5 persen," kata Faisal dalam diskusi media secara daring, Selasa (27/4/2021).

Baca juga: BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021 Jadi 4,1-5,1 Persen

Dengan demikian, Faisal memperkirakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 akan berada di kisaran 3-4 persen, lebih rendah dari proyeksi pemerintah di kisaran 5 persen.

Alasannya, mobilitas masyarakat yang mulai terjadi pada kuartal I-2021 tidak diikuti oleh konsumsi rumah tangga.

Konsumsi rumah tangga masih cenderung terbatas dan tertahan

Tercatat, indeks penjualan riil masih -17,2 persen.

Hal ini berbanding jauh sebelum pandemi Covid-19 pada tahun 2019, yakni di level 8,8 persen.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Capai 11 Persen Selama Pandemi

"Optimisme konsumen juga masih terbatas, baru pada kelompok pengeluaran di atas Rp 5 juta. Ternyata mobilitas yang meningkat belum banyak mendorong konsumsi RT, sehingga untuk bisa kembali pada kondisi normal sebelum pandemi, masih jauh sekali," ucap dia.

Konsumsi yang masih terbatas juga terlihat dari pergerakan inflasi inti.

Faisal mengatakan, belum ada permintaan yang meningkat sehingga inflasi inti tercatat -0,03 persen pada Maret 2021.

Menurut dia, adanya stimulus PPnBM yang digulirkan pemerintah sejak Maret 2021 bersifat temporer/jangka pendek dalam meningkatkan penjualan kendaraan.

Meski stimulus PPnBM mampu mendongkrak penjualan roda empat hingga 11 persen, penjualan tidak murni didasarkan oleh permintaan masyarakat.

Baca juga: Menko Airlangga: Korupsi Bikin Pertumbuhan Ekonomi hingga Lapangan Kerja Mampet

Mereka lebih cenderung memanfaatkan momentum diskon yang diberikan pemerintah.

"Diskon ini akan dikurangi secara bertahap, artinya peningkatan penjualan roda empat akan menurun sesuai penurunan diskon. Ini (stimulus) memang bisa meningkatkan penjualan tahun ini, tapi permintaan bisa saja kembali ke posisi semula," pungkas Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com