Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

"Sell in May and Go Away", Mitos atau Fakta?

Kompas.com - 05/05/2021, 11:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berdasarkan data historis adalah sebagai berikut

Data Infovesta/ Rudiyanto tabel pergerakan saham 3

Data Infovesta/ Rudiyanto tabel pergerakan saham 4

Dari 20 tahun pengamatan data IHSG Mei – Oktober yang dianggap sebagai periode buruk bagi saham, tercatat IHSG naik 13 kali dan turun 7 kali. Jika dipersentasekan berarti probabilitas atau kemungkinan IHSG naik pada bulan Mei – Oktober adalah 65 persen, sementara jika turun adalah 35 persen.

Karena angkanya di atas 50 persen, rasanya agak kurang tepat juga jika mau menyebut bahwa pada rentang Mei-Oktober ini sebagai periode yang buruk untuk saham. Pada tahun 2020 lalu saat ada pandemic COVID-19, IHSG naik.

Kemudian untuk 2018 dan 2019 memang IHSG turun. Tapi jika melihat 2016 dan 2017, IHSG naik pada periode yang sama.

Untuk periode November hingga April tahun berikutnya yang dianggap sebagai bulan terbaik untuk investasi saham, bisa dilihat bahwa dari 20 tahun pengamatan, IHSG naik 16 kali dan turun 4 kali.

Jika dipersentasekan, berarti probabilitas atau kemungkinan naik adalah 80 persen, sementara jika turun adalah 20 persen.

Angka ini cukup tinggi dan bagus. Dari 4 kali yang meleset, hanya tahun November 2007 – April 2008 dan November 2019 – April 2020 yang penurunannya signifikan hingga puluhan persen. Dua kalinya lagi hanya turun tidak sampai 1 persen.

Jadi kalau tidak ada krisis besar, memang bulan November hingga April memberikan rata-rata return yang lebih bagus.

Baca juga: Simak 4 Tips Investasi Saham di Tengah Ancaman Resesi

Kesimpulan berdasarkan data historis, periode Mei – Oktober belum tentu merupakan periode yang buruk untuk saham karena probabilitas return positifnya 65 persen. Artinya secara historis lebih sering naik daripada turun.

Sementara periode November hingga April adalah periode yang baik untuk saham karena probabilitas yang lebih tinggi yaitu 80 persen.

Perlu diperhatikan bahwa investasi di saham atau reksa dana berbasis saham seharusnya lebih berorientasi jangka panjang di atas 5 tahun. Penurunan harga justru dapat dimanfaatkan untuk masuk karena mendapatkan harga rata-rata yang lebih murah.

Semoga bermanfaat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com