Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Sebenarnya Etika Penagihan Utang Pinjol?

Kompas.com - 21/05/2021, 18:04 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyedia pinjaman online (pinjol) atau fintech lending kembali disorot tajam publik karena kasus yang menimpa S (40), seorang guru taman kanak-kanak (TK) di Malang.

S menjadi korban teror para debt collector pinjol setelah terjerat utang di 24 pinjol, dengan 19 diantaranya merupakan pinjol ilegal.

Ketua Klaster Multiguna AFPI Rina Apriana mengatakan, sebenarnya ada etika dalam penagihan utang yang harus dipatuhi oleh para pinjol.

"Pertama adalah dilarang menggunakan ancaman, kekerasan ataupun yang sifatnya mempermalukan," ujarnya dalam Press Club - Praktek Fintech Pendanaan Ilegal vs Pinjaman Online Legal yang disiarkan secara virtual, Jumat (21/5/2021).

Baca juga: Mengapa Kasus Pinjol Ilegal Masih Terus Berulang? Ini Kata Asosiasi Fintech

"Jika menemukan hal-hal tersebut pada saat penagihan, bisa melaporkannya lewat situs resmi di Lapor.go.id atau Jendela AFPI," sambungnya.

Rina mengakui masih banyak pengguna pinjol yang mengeluhkan sikap penagih utang yang menggunakan kekerasan baik fisik maupun verbal. Oleh karena itu, ia meminta agar debitur tak ragu untuk membuat laporan.

Selain itu, pinjol juga dilarang menyebarkan data. Dia menjelaskan, hal ini sangat dilarang keras lantaran berkaitan dengan keamanan debitur yang dikhawatirkan bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Rina menegaskan etika penagihan utang pinjol ini sangat krusial dan harus ditaati oleh para pinjol legal apalagi yang sudah terdaftar menjadi anggota AFPI.

Baca juga: Guru TK Terjerat Pinjol, OJK dan Wali Kota Malang Turun Tangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com