Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Uang Rusak Tak Layar Edar, Ini yang Harus Dilakukan

Kompas.com - 12/06/2021, 21:15 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi, kondisi uang yang kita miliki tidak selalu dalam keadaan sempurna. Ketika uang yang Anda miliki dalam keadaan rusak, lusuh, atau cacat, bisa jadi uang tersebut sudah tidak layak edar.

Artinya, uang tersebut seharusnya sudah tidak bisa digunakan untuk ditransaksikan.

Dikutip dari akun instagram resmi Bank Indonesia (BI), @bank_indonesia dijelaskan, uang tak layak edar atau UTLE adalah uang asli yang tidak memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan oleh BI.

Baca juga: Bank Mulai Terapkan Tarif Tambahan Transaksi Kartu Uang Elektronik

"UTLE terdiri dari Rupiah lusuh, uang cacat, dan uang rusak," tulis BI seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (12/6/2021).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bank Indonesia (@bank_indonesia)

Untuk uang tak layak edar yang masuk dalam kategori lusuh yakni uang yang ukuran fisiknya tidak berubah dari ukuran aslinya, namun kondisi rupiah tersebut telah berubah akubat jamur, bahan kimia, minyak, corat-coret, dan sejenisnya.

Sementara untuk yang cacat adalah rupiah hasil cetak yang spesifikasi teknisnya tidak sesuai dengan yang ditetapkan BI.

Baca juga: Inflasi Adalah Penurunan Nilai Uang, Simak Penjelasannya

Untuk uang rusak, yakni rupiah yang ukuran atau fisiknya telah berubah dari aslinya. Uang tersebut bisa jadi terbakar, berlubang, hilang sebagian, atau mengerut.

Lalu, apa yang harus dilakukan bila kita memiliki uang yang masuk dalam definisi tersebut?

BI mengatakan yang tersebut bisa ditukar. Yang terpenting, uang yang Anda miliki masih bisa dikenali keasliannya.

"Untuk syarat dan info lebih lanjut bisa hubungi BICARA 131," tulis akun Bank Indonesia

"Daripada panik melulu, mending langsung pastikan uangmu termasuk UTLE atau tidak dengan cek informasinya di atas. Kalau termasuk UTLE langsung hubungi BICARA 131 ya, karena ada solusi agar Rupiah sobat tetap bisa digunakan," jelas BI dalam unggahan tersebut.

Baca juga: Ini Beberapa Negara yang Larang Mata Uang Kripto Bitcoin Dkk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com