Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menaker Ida Ajak Perusahaan Jepang Rekrut Tenaga Kerja Lokal dalam Program Magang

Kompas.com - 01/07/2021, 19:25 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan, pihaknya telah mengajak Jakarta Japan Club (JJC) agar fokus merekrut tenaga kerja lokal dalam program magang. JJC adalah perkumpulan perusahaan Jepang di Indonesia

Adapun tujuannya, agar warga lokal sekitar perusahaan tidak merasa terkalahkan oleh para pendatang dengan skill yang lebih tinggi.

“Untuk itu, kami juga berharap adanya komitmen dari dinas ketenagakerjaan (disnaker) dan bupati yang selama ini menjadi krusial," kata Ida, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (1/7/2021).

Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak terkait, ia meyakini, Indonesia mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Baca juga: Dua Pertiga Pekerjaan RI Berkualitas Rendah, Menko Airlangga: Isu Utamanya SDM Digital

Oleh karenanya, Ida turut mengajak para pengusaha, terutama bagian dari JJC dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam menyukseskan program pemagangan.

“Terdapat 1700 perusahaan Jepang yang menjadi member JJC. Mereka akan menyampaikan dan mendorong para anggotanya di sektor otomotif, konstruksi, alat berat untuk menyelenggarakan magang. Bahkan, penempatan magang ke Jepang,” ucapnya.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menerima audiensi pimpinan Jakarta Japan Club (JJC) Takuji Konzo secara virtual di Jakarta, Rabu (30/6/2021).

Menanggapi ajakan Menaker Ida, Presiden JJC Takuji Konzo menyatakan, pihaknya siap untuk membantu Pemerintah Indonesia menyukseskan pemagangan. Utamanya, di seluruh perusahaan yang tergabung dalam JJC.

Baca juga: Kemnaker: Pemagangan Bisa Jadi Solusi Tepat Atasi Persoalan Ketenagakerjaan

"Kami juga meminta dukungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) untuk mengatasi persoalan-persoalan di lapangan. Misalnya, bagaimana memberi pengertian pada serikat pekerja atau serikat buruh (SP/SB) dan memberi pemahaman pada pengawas di berbagai dinas," katanya.

Program Magang sebagai sarana “Learning by Doing”

Dalam kesempatan itu, Ida mengatakan, program magang merupakan hal penting karena menjadi sarana pencari kerja (pencaker) untuk learning by doing (belajar sambil bekerja).

“Dengan magang, para pencaker bukan hanya memperoleh kemampuan teknis (hard skill) tetapi juga etos dan disiplin kerja (soft skill). Magang adalah paket komplit pelatihan," katanya.

Baca juga: Perkuat Program Magang Kampus Merdeka, Kalbis Institute Wajibkan Sertifikasi

Menurut Ida, pemagangan merupakan konsep belajar sambil bekerja. Pasalnya, dalam proses magang mengajarkan peserta untuk membiasakan diri mengikuti proses pekerjaan yang biasa dilakukan dan yang akan dilakukan.

Melalui magang, peserta tidak hanya melihat dan mendengarkan teori. Akan tetapi, mereka juga harus melakukan pekerjaan secara manual pemagangan untuk pencari kerja langsung.

“Lewat proses pembelajaran ini, pemagang dapat secara langsung memperoleh keterampilan dan mengalami perubahan pengetahuan dan sikap saat bekerja,” ujar Ida.

Baca juga: Toyota Indonesia Buka Lowongan Kerja Magang Full Time 2021

Ia menjelaskan, sikap dan keterampilan dapat diperoleh tidak hanya dari teori. Namun secara langsung juga dialami oleh pemagang selama mengikuti program magang di tempat kerja yang sesungguhnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com