Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Puan di Baliho, Ganjar di Media Sosial

Kompas.com - 20/07/2021, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Namun tetap saja pemasang iklan mengalokasikan dananya untuk media lain. Ada beberapa karakteristik dari media non digital yang memang tidak bisa seluruhnya digantikan oleh digital.

Secara keseluruhan televisi tetap menjadi raja dalam meraup iklan, yaitu sebesar 70 persen dari total belanja iklan. Ada kenaikan 20 persen dibanding 2019, walaupun secara prosentase penguasaan televisi turun, karena biasanya diatas 80 persen.

Menjadi menarik bila menelisik dari daya jangkau (penetrasi) iklan terhadap konsumen. Disebut oleh Nielsen daya jangkau iklan paling tinggi adalah televisi (90 persen), dibelakangnya digital (65 persen) dan juara nomer tiga adalah media luar ruang (54 persen).

Sekali lagi mitos terpatahkan bahwa pandemi akan membuat daya jangkau media luar terjerembab. Media luar ruang yang diwakili oleh billboard (baliho), spanduk, neon box, video tron dan poster tetap memberi dampak signifikan untuk beriklan.

Lima besar sektor paling gede menggelontorkan dana di media luar ruang adalah e-dagang, pemerintah dan partai politik, rokok, properti dan produk perawatan diri.

Dari partai politik, ada yang menampilkan nama partai bersangkutan dengan berbagai isu yang ditawarkan.

Ada pula yang mengusung tokoh partai. Tokoh partai yang pekan-pekan terakhir rajin memasarkan diri lewat baliho adalah Puan Maharani.

Dari berbagai baliho yang bertebaran di jalan-jalan, sosok Puan kadang ditampilkan sebagai Ketua DPR. Kadang muncul sebagai tokoh teras partai politik.

Sebagai orang yang sudah dikenal masyarakat, mengapa Puan masih perlu memasarkan diri? Mengapa pula yang dipilih adalah baliho? (Walaupun Puan sesekali beriklan di media cetak).

Produk-produk terkenal dan selama puluhan tahun menguasai pasar seperti Pepsodent, kopi Kapal Api, Indomie, biskuit Khong Guan dan Torabika capucino, tetap rajin beriklan.

Bahkan anggaran iklan produk penguasa pasar ini rata-rata paling tinggi dibanding pesaingnya. Tujuannya agar tetap dikenal dan dekat dengan konsumennya sekaligus menghadang para pesaing yang mencoba menggerogoti pasarnya.

Setali tiga uang dengan strategi beriklan yang dilakukan Puan Maharani. Tujuannya tak lain ingin semakin mendekatkan diri, secara khusus kepada pemilihnya karena dia anggota DPR yang dipilih langsung oleh konstituennya. Secara umum kepada seluruh rakyat Indonesia karena dia ketua DPR.

Foto Puan memakai masker, ingin menunjukkan bahwa sebagai ketua DPR ia memberi contoh dalam menghadapi pandemi.

Media beriklan melalui baliho yang dipilih Puan juga bukan tanpa alasan. Ada ribuan hingga ratusan ribu pengendara kendaraan yang melintas pada jalan raya yang terpasang baliho Puan.

Mau tidak mau pengguna kendaraan itu akan melihat sosok Puan yang terpampang dalam baliho. Cara konvensional ini terbukti efektif karena memiliki daya jangkau (penetrasi) sebesar 54 persen terhadap isi kepala orang-orang melewati baliho tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com