Kondisi Riki menurun pada Senin (28/6/2021). Ia disebut tidak bisa buang air kecil, sesak napas, dan akhirnya meninggal.
”Perwakilan perusahaan sempat menyebut kapal mereka sudah berada di Somalia lalu di Afrika. Namun, kemarin mereka menyebut sedang di perairan Singapura,” kata Yusna.
Perwakilan perusahaan menyebut mereka tidak bisa bersandar di Singapura karena pandemi Covid-19. Mereka juga tidak mau bersandar di Batam karena risiko Covid-19. Mereka pun sepakat agar jenazah Riki dijemput kapal Indonesia di perairan Batam.
Baca juga: Kemenhub Sulap Kapal Pelni Jadi Tempat Isolasi Apung
Yusna mengatakan, Riki berangkat dari Pematang Siantar ke Jakarta pada Juni 2019 karena ada tawaran bekerja di kapal. Perusahaan penyalur tenaga kerja pertama yang merekrutnya pun tidak memberi kejelasan sehingga ia berganti perusahaan.
Setelah beberapa bulan di Jakarta dan mengikuti pelatihan, ia menelepon keluarga pada Oktober 2019 dan memberitahukan akan bekerja di kapal China.
“Itu komunikasi kami terakhir. Dia tidak bisa dihubungi lagi sampai akhirnya kami mendapat informasi dia meninggal. Saat ibu kami meninggal, kami juga tidak bisa memberitahunya,” kata Yusna.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.