Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI: Penggalangan Dana di Pasar Modal Semester II Masih Menjanjikan

Kompas.com - 04/08/2021, 21:32 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyatakan, penggalangan dana di pasar modal masih menjanjikan pada semester II 2021.

"Pada semester kedua tahun 2021, potensi penggalangan dana di pasar modal masih relatif promising. Hal ini terlihat dari aktifitas efek yang akan dicatatkan di Bursa, khususnya saham, obligasi dan sukuk," ujarnya kepada wartawan melalui keterangan tertulis, Rabu (4/8/2021).

Lebih lanjut Nyoman menyebutkan, jumlah penggalangan dana berdasarkan perhitungan pipeline sampai 30 Juli 2021 untuk saham, obligasi dan sukuk diperkirakan mencapai Rp 34,4 triliun.

Baca juga: Dirut BEI: Walau Ada PPKM, Investor Lebih Tenang Menyikapinya

Di pipeline saham sendiri, kata dia, sudah ada 25 perusahaan yang berencana untuk mencatatkan sahamnya di BEI dengan perkiraan dana yang akan diperoleh sebesar Rp 5,5 triliun.

Sedangkan dari pipeline obligasi dan sukuk, terdapat 23 perusahaan dengan perkiraan dana yang akan dihimpun mencapai Rp 28,9 triliun. Total dana diraih dari ketiga instrumen tersebut sudah termasuk perusahaan e-commerce PT Bukalapak.com yang akan IPO pada 6 Agustus ini.

"Include BUKA namun asumsi menggunakan harga nominal saham karena hasil penjatahan atas public offering belum kami terima. Nilainya akan lebih tinggi dari jumlah tersebut. Dengan masih adanya waktu sekitar lima bulan lagi sampai dengan akhir tahun 2021, maka potensi penghimpunan dana diperkirakan akan melebihi Rp 34,4 triliun," katanya.

Untuk porsi penggalangan dana semester II ini masih didominasi oleh pencatatan obligasi dan sukuk. Sampai dengan 30 Juli 2021, BEI mencatat, obligasi dan sukuk yang diterbitkan 37 korporasi dan tercatat di Bursa sebanyak 51 emisi dengan total perolehan sebesar Rp 54 triliun.


Baca juga: Saham Garuda Indonesia Masih Disuspensi, BEI: Demi Lindungi Investor
Sedangkan perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI, ada 27 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 7,7 triliun. Sehingga total dana yang sudah terhimpun oleh perusahaan-perusahaan yang telah mencatatkan saham, obligasi dan sukuk sebesar Rp 61,7 triliun.

"Selain IPO, penggalangan dana lainnya dapat dilakukan melalui right issue oleh perusahaan tercatat. Sampai dengan 30 Juli 2021, sudah ada 16 perusahaan tercatat yang melakukan right issue dengan dana yang berhasil dihimpun sekitar Rp 35,7 triliun," sebut Nyoman.

Di samping IPO dan right issue yang diterbitkan oleh korporasi, terdapat pula pencatatan Surat Berharga Negara (SBN) di Bursa. Sampai dengan 30 Juli, sudah ada 32 seri baru (new listing) SBN yang tercatat. SBN tersebut terdiri dari pencatatan Surat Utang Negara (SUN) dan Sukuk Berharga Syariah Negara (SBSN).

Jumlah SBN yang sudah dicatatkan di Bursa mencapai Rp 125 triliun. Beberapa diantara SBN tersebut, khususnya berupa Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS) yang telah jatuh tempo.

Baca juga: IPO Bukalapak Dongkrak Kapitalisasi Pasar BEI hingga RP 87,6 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com