JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 yang sebesar 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy), menunjukkan keseimbangan antara gerak ekonomi masyarakat dan gerak pandemi Covid-19.
"Ini adalah sebab gerak ekonomi masyarakat yang imbang dengan penularan Covid-19. Imbang ini artinya kami memang cari terus keseimbangan yang paling pas," kata dia dalam acara diskusi Himbara: Indonesia Bangkit, Jumat (6/8/2021).
Ia menjelaskan, pemerintah melihat optimisme pemulihan ekonomi pada awal tahun, seiring dengan mampunya kasus Covid-19 diturunkan pada Januari 2021. Setelahnya, ketika kasus menurun, gerak ekonomi pun terlihat di sepanjang Februari-Juni 2021.
Baca juga: Yenny Wahid: Industri Syariah Indonesia Masih Bisa Ditingkatkan
Pada kuartal I-2021, memang pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi yakni -0,74 persen, namun pada kuartal II-2021 mampu bergerak ke angka pertumbuhan yang positif dengan melonjak menjadi 7,07 persen.
"Minus di kuartal I itu agak sedikit di bawah nol, dan di kuartal II kami meyakini bahwa akan jadi positif, dan hasilnya kemarin positif," kata Sua.
Suahasil mengatakan, pemulihan ekonomi yang terjadi di kuartal II-2021 terlihat dari komponen-komponen penopangnya, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, belanja pemerintah, hingga ekspor-impor yang tercatat tumbuh positif.
Hal ini berbeda dengan kuartal I-2021 yang pertumbuhan komponennya minus, terkecuali belanja pemerintah yang tumbuh positif. Ia bilang, dalam kondisi ekonomi yang tertekan memang instrumen fiskal akan menjadi penopangnya.
"Jadi inilah hakekat pemulihan, artinya pertumbuhan ekonomi tidak hanya sekadar andalkan pemerintah tapi mengandalkan pula dunia usaha dan masyarakat," ucap dia.
Baca juga: Selamat Tinggal Resesi, Ekonomi Indonesia Kuartal II 2021 Tumbuh 7,07 Persen
Oleh sebab itu, lanjut dia, untuk bisa menjaga perekonomian nasional, pemerintah terus berupaya mencari keseimbangan yang tepat antara ekonomi dan pandemi.
Saat ini, seiring dengan masuknya virus corona varian delta dengan tingkat penularan yang tinggi, maka pemerintah memutuskan untuk melakukan pembatasan.
Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian BUMN juga terus mendorong peran perusahaan pelat merah, khususnya di sektor kesehatan, untuk bisa bahu-membahu bersama pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
"Ini kami jaga supaya antara penularan Covid-19 dan gerak ekonomi masyarkat bisa seimbang, striking in the right balance. Ini yang selalu diupayakan oleh pemerintah melalui salah satu instrumennya yang tentu adalah fiskal dan oleh teman-teman di BUMN," pungkas Sua.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Tinggi dari Jepang dan Korsel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.