Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut Kenaikan Transaksi Digital Kerek Pertumbuhan Ekonomi RI

Kompas.com - 06/08/2021, 21:43 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai salah satu faktor yang mendorong ekonomi tumbuh 7,07 persen pada kuartal II-2021 adalah kenaikan transaksi digital selama masa pandemi.

Hal ini karena masyarakat kini dinilai lebih memilih untuk berbelanja online lewat e-commerce dan melakukan pembayaran secara digital.

Sejalan dengan meningkatnya transaksi digital tersebut, maka menunjukkan tingginya konsumsi masyarakat sepanjang April-Juni 2021 sehingga mengerek pertumbuhan ekonomi.

“Salah satu penguatan konsumsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh transaksi e-commerce dan digital payment atau uang elektronik yang tumbuh sangat pesat," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam acara diskusi Himbara: Indonesia Bangkit, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Dapat Tabungan Reksa Dana Senilai Rp 300 Juta

Adapun nilai transaksi untuk di e-commerce saja mencapai Rp 186,75 triliun di sepanjang semester I-2021, atau tumbuh sebesar 63,36 persen dibandingkan periode sama di tahun lalu.

Oleh sebab itu kata Destry, BI akan terus meningkatkan kualitas dan cakupan dari sistem pembayaran. Hal ini guna mendorong pemanfaatan pembayaran digital yang sekaligus mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

"Dalam era Covid-19 mobilitas terhambat tapi tentu kami tidak ingin transaksi perdagangan atau transkasi ekonomi terhambat. Maka BI mendorong pemanfaatan digital payment,” ucapnya.

Menurut Destry, penguatan sistem pembayaran tersebut juga tak lepas dari keterlibatan dan koordinasi yang kuat antar lintas kementerian, bank-bank BUMN atau Himbara, serta perbankan pada umumnya.

Baca juga: Menkominfo: Pemerintah Libatkan Para Ahli Dalam Penanganan Pandemi Covid-19

"Ini menjadi salah satu faktor yang sebabkan kenapa ekonomi di kuartal II bisa tumbuh dengan kuat di level 7 persen,” ujarnya

Sebagai informasi, capaian pertumbuhan ekonomi yang sebesar 7,07 persen di kuartal II-2021, menjadi titik balik bagi Indonesia keluar dari resesi ekonomi, setelah mengalami kontraksi 4 kali berturut-turut sejak kuartal II-2020.

Sedangkan konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 5,93 persen secara tahunan (yoy), naik signifikan dibandingkan dengan kuartal II-2020 yang terkontraksi hingga -5,52 persen.

Baca juga: Lindungi Kesehatan dan Pendapatan Mitra Pengemudi, Grab Luncurkan Program Atasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com