Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Minta Ekosistem Logistik Nasional Dipantau secara Berkala

Kompas.com - 20/08/2021, 19:51 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar seluruh pihak bekerja sama memantau perkembangan ekosistem logistik nasional (NLE) setiap bulan agar setiap kendala bisa segera diperbaiki.

Hal itu ia sampaikan dalam rapat koordinasi internal terkait perkembangan ekosistem logistik nasional bersama berbagai kementerian/lembaga terkait.

"Saya minta kepada semua, target kita sepuluh pelabuhan setelah Batam. Coba disusun time table-nya dan kendalanya apa. Akan kita address satu-satu supaya semuanya jalan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA, BRI, dan BNI

Selain itu, ia juga mengusulkan agar layanan aplikasi Peduli Lindungi bisa diintegrasikan di tiap pelabuhan untuk menjamin keamanan pekerja dari Covid-19.

 

"Karena ini sedang pandemi, Peduli Lindungi akan dimasukkan ke situ (pelabuhan) agar bila ada orang mau masuk harus pakai barcode. Setiap pelabuhan harus ada barcode-nya dan harus bertanggung jawab. Kalau dia Covid-19 dan belum vaksin enggak boleh masuk," kata Luhut.

Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas Sahat Panggabean mengemukakan beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu belum terjalinnya konektivitas sistem transportasi laut, darat, udara untuk perpindahan barang dan juga perkembangan teknologi IT.

Meski demikian, saat ini pemerintah telah melakukan sejumlah upaya, seperti simplifikasi proses bisnis di pemerintahan, integrasi sistem layanan logistik di pemerintah maupun swasta, hingga kemudahan transaksi pembayaran. Hal tersebut sejalan dengan telah diluncurkannya Batam Logistic Ecosystem (BLE) pada 18 Maret 2021 oleh Kemenko Marves.

Pada masa mendatang, terdapat beberapa isu yang perlu dikoordinasikan, seperti percepatan penerapan NLE di seluruh Pelabuhan Pelindo 1, 2, 3 dan 4 yang berjumlah 112 buah, penataan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), penataan Kelembagaan Kekarantinaan, serta penataan tata ruang pelabuhan.

Baca juga: Uji Coba Pembukaan Industri Esensial, Luhut Minta Perusahaan Tak Lengah

Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan sejumlah upaya yang telah dilakukan mulai dari implementasi Kartu Identifiksi Truk (TID), pembatasan usia truk di bawah 20 tahun, penerapan sistem gerbang otomatis, surat imbauan dan pengawasan terkait pungli di pelabuhan, surat tindak lanjut rencana pelaksanaan Ramp Check Truck, serta rencana kolaborasi aksi Inaportnet dengan INSW.

"Kita juga sudah memperketat pengawasan dalam 24 jam selama 7 hari penuh dan efisiensi pergerakan truk melalui skema container consolidation," kata Budi.

Sedangkan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyampaikan bahwa pihaknya telah menyusun peraturan atau SKKNI untuk perlindungan kepada pekerja. Selain itu, sudah disiapkan pula sertifikasi untuk 5.000 pekerja di tahun 2022.

Ia memastikan agar setiap pekerja siap dengan perubahan digitalisasi dan perlindungan kepada pekerja. Tidak ketinggalan, dialog dengan serikat pekerja di kawasan pelabuhan juga sudah dibangun guna menyosialisasikan UU Ketenagakerjaan.

Baca juga: HUT Ke-76 RI, Luhut Beri Penghormatan kepada Tenaga Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com