Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Larang Perusahaan Besar Jual Ayam ke Pasar Becek

Kompas.com - 06/09/2021, 22:26 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Para peternak ayam mandiri yang tergabung dalam asosiasi dan koperasi berharap adanya segmentasi pasar yang memisahkan antara peternak rakyat dengan perusahaan integrator di bidang perunggasan agar persaingan di pasar bebas lebih adil.

“Kami menuntut adanya segmentasi pasar," tegas Ketua Koperasi Produsen Wira Sakti Utama Sugeng Wahyudi dilansir dari Antara, Senin (6/9/2021).

"Presiden harus turun tangan karena adanya ketidakadilan yang dinikmati oleh perusahaan integrator yang menguasai pakan, bibit ayam (DOC), indukan bibit ayam (GPS), hingga budi daya. Mereka juga menjual ayam hidup atau live bird ke pasar tradisional,” ujar dia lagi. 

Ia meminta agar pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Koordinator Perekonomian untuk segera bergerak cepat menyelesaikan masalah tata niaga perunggasan.

Baca juga: Jeritan Peternak: Harga Telur Anjlok Parah Saat Biaya Pakan Meroket

Menurutnya, perusahaan peternakan ayam raksasa atau integrator memiliki kekuatan modal yang besar dan bisa berproduksi dengan efisien. Sedangkan peternak mandiri bermodal kecil dan tak memiliki teknologi secanggih integrator.

“Integrator dengan peternak afiliasinya, terjun ke budidaya. Hasilnya mereka jual ke pasar tradisional atau pasar becek,” ujar Sugeng.

Peternak mandiri pemilik perusahaan Tri Group Tri Hardiyanto mengatakan peternak rakyat pada umumnya, tak memiliki teknologi modern atau secanggih integrator sehingga tidak seefisien para integrator dalam berproduksi.

Menurutnya, harga pokok produksi (HPP) di tingkat peternak rakyat menyentuh Rp 17.000-19.000 per kg, sedangkan HPP perusahaan besar berkisar Rp 13.000 per kg.

Baca juga: Teliti Sebelum Beli, Ini Cara Bedakan Ayam Kampung Asli dan Ayam Joper

Dengan demikian, kata Tri, naik turunnya harga daging ayam di pasar tradisional tetap memungkinkan para integrator meraup laba.

"Sementara peternak rakyat bisa dipastikan merugi karena permodalan yang lemah. Mereka kepayahan menghadapi produk dari integrator yang masuk ke pasar tradisional," katanya.

Menurutnya, harus ada pemisahan yang tegas antara pasar yang digarap integrator dengan peternak mandiri seperti menjual ayam beku atau produk olahan ke pasar swalayan atau toko-toko produk olahan daging.

Ketua Gabungan Organisasi Perunggasan Nasional (Gopan) Heri Darmawan meyakini masalah utama perunggasan nasional akan selesai bila integrator tak bermain di pasar becek.

Baca juga: Benarkah Banyak Ayam Kampung Tidak Asli Dijual di Rumah Makan?

“Pemisahan segmentasi pasar ini membuat peternak rakyat bisa bernafas lega. Ini tinggal menunggu kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan nasib para peternak mandiri,” paparnya.

Integrator dengan dukungan modal yang besar dan teknologi yang modern, lanjut dia, seharusnya tidak mengambil pasar yang secara tradisional sudah digarap peternak rakyat.

“Jangan bersaing di pasar tradisional, produk integrator bisa masuk ke pasar ekspor, pasar retail modern, hotel, restoran, hingga katering besar,” katanya.

Baca juga: Ladang Uang Ternak Ayam Kampung, Modal Kecil, Peluang Menjanjikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com