Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Kementan Antisipasi Musim Hujan yang Diprediksi Tiba Lebih Cepat

Kompas.com - 20/09/2021, 19:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, musim hujan akan tiba lebih awal pada akhir tahun ini berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Maka dilakukan sejumlah langkah antisipasi untuk menekan dampak musim hujan terhadap produksi pangan.

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, laporan BMKG mencatat, musim hujan sudah masuk pada pertengahan September 2021 di wilayah Sumatera.

Baca juga: Curah Hujan Tinggi dan Banjir Jadi Ancaman Produksi Padi di 2021

 

Lalu pada Oktober 2021, sebagian wilayah Jawa dan Kalimantan akan memasuki musim hujan.

"Sementara puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada Januari 2022. Curah hujan yang tinggi sering berdampak pada banjir dan bencana alam lainnya," kata Harvick dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (20/9/2021).

Pihaknya pun telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menjaga produksi dan memastikan ketersediaan pangan mencukupi, salah satunya menyiapkan pemetaan wilayah produksi pangan pokok yang rawan banjir.

Kemudian, menyiapkan early warning system (EWS) untuk pemantauan rutinan, termasuk dengan terus memantau laporan BMKG.

Selain itu, penyediaan bantuan benih gratis bagi petani maksimal 20 hari setelah banjir.

Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Luas Panen Padi Turun 20.610 Hektar

Lalu penyiapan Brigade La Nina untuk membantu petani menghadapi tantangan cuaca. Penyiapan pompanisasi in-out dari sawah dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kuarter juga dilakukan.

"Kami juga melakukan sosialisasi penggunaan benih padi tahan genangan seperti Inpara 1 sampai 20, Inpari 29 dan 30, Ciherang Sub 1, Inpari 42 Agritan, serta varietas unggul lokal lainnya," jelas Harvick.

Kementan menyiapkan pula bantuan permodalan yakni asuransi usaha tani padi (AUTP) khusus untuk petani padi.

Bantuan permodalan itu akan terus disosialisasikan, termasuk juga sosialisasi bantuan benih bagi yang puso.

"Kita sosialisasikan ini sambil terus memantau ketersediaan pangan pokok strategis di setiap daerah," imbuh dia.

Baca juga: G33 Sepakat Isu Ketahanan Pangan dan Pertanian Jadi Paket Kebijakan di WTO

Menurut Harvick, pasokan komoditas pangan saat ini cukup aman.

Kementan mencatat, hingga akhir pekan kedua September 2021, seperti stok beras ada sebanyak 7,62 juta ton, jagung 2,3 juta ton, cabai besar 16.000 ton, cabai rawit 17.000 ton, dan bawang merah 35.000 ton.

Kendati demikian, ia mengakui, terdapat beberapa provinsi yang mengalami defisit pasokan pangan. Kementan pun mengantisipasinya dengan memberikan stimulus bantuan biaya pengiriman pasokan pangan dari wilayah surplus ke wilayah defisit.

"Untuk menjamin ketersediaan pangan merata di seluruh provinsi di Indonesia, Kementan menyiapkan stimulus bantuan transportasi pengiriman produk pertanian dari wilayah surlus ke defisit. Juga mengaktifkan Toko Tani Indonesia untuk membantu pemasaran seluruh produk pertanian oleh petani," pungkas Harvick.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com