Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Penting Soal Krisis Raksasa Properti China Evergrande

Kompas.com - 21/09/2021, 11:26 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNN

Evergrande pun menjadi pengembang dengan tingkat utang terbesar di China. Secara keseluruhan, total utang Evergrande mencapai 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.260 triliun.

Dalam beberapa pekan terakhir, Evergrande juga telah memberi peringatan kepada investor mengenai risiko gagal bayar. Evergrande beralasan, gagal bayar terjadi karena perusahaan tak mampu menyerap pendapatan dalam jumlah cepat.

Peringatan tersebut terungkap pekan lalu, ketika Evergrande melaporkan dokumen yang mengungkapkan perusahaan kesulitan mendapatkan pembeli atas beberapa aset yang merka jual.

Banyak hali mengungkapkan, ambisi Evergrande yang agresif dalam mengembangkan bisnis adalah alasan utama krisis yang mereka hadapi.

"Evergrande Group telah menyimpang jauh dari bisnis inti mereka, hal itu merupakan bagian dari sumber kekacauan ini," ujar Director of Economic Intellegence Unit untuk wilayah bagian China, Mattie Bekink.

Baca juga: Stafsus Sri Mulyani Beberkan Alasan Pemerintah Terus Menambah Utang

Sementara itu, analis Goldman Sachs mengatakan, strutur perusahaan menjadi penyebab lain krisis keuangan Evergrande. Perusahaan pun menjadi kesulitan merumuskan proses pemulihan.

"(Bisnis) Evegrande Group yang rumit serta kurangnya informasi yang memadai tentang aset dan kewajiban perusahaan (menjadi penyebab lain permasalahan perusahaan)," tulis analis Goldman Sachs dalam catatan mereka.

Di sisi lain, krisis Evergrande adalah salah satu risiko yang saat ini sedang dihadapi China.

"Krisis Evergrande adalah kisah mengenai masalah tantangan struktural yang mendalam untuk China terkait dengan utang," ujar Bekink.

Masalah yang dihadapi oleh Evergrande ini bukanlah perkara baru di China. Tahun lalu, banyak perusahaan pelat merah China yang mengalami gagal bayar utang. Hal ini meningkatkan kekhawatiran mengenai ketergantungan China terhadap investasi yang terlalu bergantung pada utang untuk mendukung pertumbuhan.

Upaya Evergrande Terlepas dari Krisis

Pada 14 September 2012 lalu, Evergrande memberi pengumuman telah menyewa penasihat keuangan untuk membantu mengatasi situasi.

Meski perusahaan tersebut ditugasi untuk mencari beragam solusi yang mungkin dilakukan secara cepat, namun Evergrande telah diberi peringatan tidak ada garansi atas solusi yang ditawarkan.

Di dalam dokumen yang diserahkan kepada pihak bursa dijelaskan, tidak ada kemajuan materian terkait penyelesaian masalah kepada investor, dan tidak ada yang pasti apakah Evergrande dapat melakukan penjualan aset mereka.

Perusahaan juga telah mencoba untuk menjual menara mereka yang berlokasi di Hong Kong. Menara tersebut dibeli oleh perusahaan pada tahun 2015 seharga 1,6 miliar dollar AS.

Baca juga: Profil Nirwan Bakrie, Mantan Bos Lapindo yang Menunggak Utang BLBI

Reaksi Investor Soal Krisis Evergrande

Pekan lalu, di akntor pusat Evergrande di Shenzen, terjadi unjuk rasa yang dilakukan oleh pihak-pihak yang merupakan investor ritel pada produk wealth management Evergrande.

Di dalam sebuah rekaman yang dipublikasikan oleh Reuters terlihat sejumlah demonstran menemui perwakilan dari perusahaan.

Namun demikian, investor sebenarnya telah dihadapkan pada kecemasan berbulan lamanya.

Harga saham Evergrande telah terkoreksi 80 persen bila dibandingkan dengan awal tahun ini.

Obligasi perusahaan pun mengalami penurunan peringkat kredit oleh beberapa lembaga pemeringkat kredit global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com