JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk yang baru berganti nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk resmi mengubah model bisnisnya menjadi bank digital.
Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk itu menjadi perwakilan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pertama yang masuk ke dalam segmen industri perbankan digital.
Peluncuran Bank Raya Indonesia menjadi salah satu strategi pemerintah untuk memasuki industri bank digital, yang semenjak merebaknya pandemi Covid-19 mengalami percepatan pertumbuhan.
Saat ini, industri bank digital memang telah diramaikan oleh pemain-pemain baru yang berasal dari bank-bank swasta.
Lantas, apakah Himbara akan meluncurkan bank digital lainnya, dalam rangka memaksimalkan potensi pertumbuhan industri tersebut?
Baca juga: Pelabuhan Anggrek Gorontalo Resmi Dikelola Perusahaan Swasta
Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan, sejauh ini baru pihaknya saja yang secara terang-terangan ingin berkecimpung dalam segmen perbankan digital.
"Saat ini kami melihat di sektor keuangan Himbara belum ada bank digital yang lain yang mempublikasikan dirinya," kata dia, dalam paparan publik, Senin (27/9/2021).
"Mungkin masih dalam pipe line atau bagaimana, kita saat ini belum melihat pergerakan-peregerakan dari teman-teman Himbara yang lain," tambahnya.
Dengan masih belum adanya potensi bank digital lain dari Himbara, Kaspar berkomitmen, Bank Raya akan menjadi senjata utama bank pelat merah dalam menguasai potensi segmen masa depan perbankan itu.
Baca juga: Menko Airlangga: Laju Penyebaran Covid-19 di Indonesia Semakin Terkendali
"Kami yakin dengan ditunjuknya kami sebagai digital attacker, kami bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada di depan, karena ekosistem BRI luar biasa besar," tuturnya.
Guna mencapai visi tersebut, Bank Raya telah menyiapkan langkah-langkah transformasi. Pertama, digital, yaitu pengembangan produk digital baik dari sisi lending dan saving secara end-to-end sebagai aspirasi digital attacker BRI Group.
Kedua, digitilize, yaitu proses bisnis digitalization yang merupakan pengembangan bisnis yang dilakukan secara online to offline (O2O).
"Ketiga, Revamp, yaitu penataan kembali bisnis yang telah ada yang difokuskan pada shifting portofolio, revamp branch, mengoptimalkan efisiensi proses bisnis dan memperkuat people & culture," ucap Kaspar.
Baca juga: Gratis! Begini Cara Mendapatkan Nomor Induk Berusaha Via Sistem OSS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.