Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Orang Kaya RI Sembunyikan Uang di Bank Swiss?

Kompas.com - Diperbarui 05/10/2021, 08:19 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Negara ini juga menempatkan diri sebagai negara netral dan jauh dari konflik. Swiss tetap meraup untung dari sistem keuangan yang dijalankannya sekalipun saat daratan Eropa dikoyak Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Para diktator, kaisar, perdana menteri, jenderal militer, pengusaha dari para negara berperang, baik pihak poros maupun sekutu, sama-sama menyimpan uangnya di bank-bank Swiss.

Pemimpin Partai Nazi Jerman, Adolf Hitler salah satunya, ia diketahui banyak menimbun uang di lembaga keuangan Swiss.

Baca juga: Apa Itu Pencucian Uang atau Money Laundering?

Medan pegunungan Swiss juga memudahkan Swiss untuk membuat brankas rahasia berukuran super.

“Mereka juga menerapkan proses berteknologi tinggi yang memastikan anonimitas klien mereka. Satu-satunya orang yang akan memiliki akses ke identitas klien adalah pemilik bankir swasta dan beberapa manajer berpangkat tinggi lainnya, membuat seluruh operasi menjadi sangat rahasia," kata Shanker.

"Selama berabad-abad, undang-undang Swiss juga dirancang sedemikian rupa sehingga hampir mustahil untuk mengetahui apakah seseorang memiliki rekening di bank Swiss, apalagi mengetahui detailnya," tambah dia.

Aturan keamanan dan kerahasiaan nasabah ini memang tak luput dari protes banyak negara. Namun nyatanya hal ini tetap bertahan. Pemerintah dan aparat di banyak negara seringkali frustasi apabila mengetahui dana para penjahat dari negaranya disimpan di Swiss.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan Ekonomi Warga Palestina?

Apakah Swiss masih seketat dulu?

Pemerintah Swiss sendiri mulai melonggarkan aturan keamanan dan kerahasiaan nasabah setelah kejadian Serangan 11 September (9/11). Saat itu, Amerika Serikat menekan Swiss untuk mengungkapkan rekening yang diduga terkait dengan para teroris.

Era kerahasiaan dan keamanan di Swiss juga mulai perlahan mengendur setelah pada Oktober 2018, Administrasi Pajak Federal Swiss (FTA) mulai berbagi informasi tentang orang-orang yang memiliki rekening di bank mereka dengan negara masing-masing.

Pengaturan yang melibatkan FTA secara otomatis berbagi informasi seperti nama pemilik, alamat, negara tempat tinggal, saldo rekening dan rincian lainnya memungkinkan otoritas masing-masing negara untuk memeriksa apakah pembayar pajak mereka telah menyatakan rekening keuangan asing mereka.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Namun tetap saja, aturan bisa saja dikelabuhi. Beberapa pemilik dana menyewa para pengacara dan akuntan hebat untuk menyiasati setiap aturan terbaru dari pemerintah Swiss.

Penting juga untuk diketahui bahwa tidak semua kekayaan di bank Swiss berasal dari para kriminal. Pengusaha besar juga cenderung menyimpan sebagian dari kekayaan mereka di bank Swiss untuk melindungi diri mereka dari hal-hal buruk.

Hal-hal buruk tersebut seperti tuntutan hukum, pajak tinggi, kudeta, atau bahkan sesuatu yang bersifat pribadi seperti penyelesaian perceraian agar hartanya tidak dibagi ke pasangannya.

Karena sifat ekonomi Swiss yang stabil, uang yang disimpan di bank Swiss juga cenderung tetap aman dan kebal dari sebagian besar bencana global dan perang.

Meski menawarkan bunga sangat rendah, tak ada yang mengalahkan soal jaminan keamanan dan kerahasiaan uang yang disimpan di Swiss.

Baca juga: Membandingkan Utang Pemerintah Era SBY dan Jokowi, Mana Paling Besar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com