Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Pengertian, Sejarah, dan Kritik

Kompas.com - 12/10/2021, 17:12 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA)

IDA dibentuk pada tahun 1960 untuk melengkapi IBRD yang lebih dahulu ada. Lembaga ini dibentuk dengantujuan memberikan pinjaman dana kepada negara kategori berkembang dan miskin.

International Finance Corporation (IFC)

Pendanaan oleh IFC lebih fokus pada sektor swasta. Selain menyediakan pendanaan, IFC juga menyediakan layanan konsultasi untuk perusahaan-perusahaan di negara berkembang.

Badan Penjamin Investasi Multilateral (MIGA)

MIGA adalah lembaga yang bertugas dalam memberikan jaminan pada investor untuk melindungi investasi asing langsung dari resik politik dan juga dari non-komersial yang ada pada negara berkembang.

International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID)

ICSID adalah lembaga yang melayani urusan arbitrase ataupun penyelesaian hukum dalam suatu sengketa investasi internasional.

Bank Dunia memiliki tujuan yang akan dicapai pada tahun 2030. Tujuan tersebut salah satunya yakni untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem.

Hal itu dilakukan dengan mengurangi jumlah penduduk dengan pendapatan kurang dari 1,90 dollar AS atau sekitar Rp 26.980 (kurs Rp 14.200) menjadi 3 persen.

Selain itu, target Bank Dunia lainnya yakni meningkatkan pendapatan penduduk berpendapatan terendah sebesar 40 persen di setiap negara.

Pada tahun 2021 ini, Bank Dunia telah berkomitmen untuk pendanaan sebesar 125 miliar dollar AS kepada 100 negara.

Baca juga: Sistem Ekonomi Sosialis: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya

Kritik terhadap Bank Dunia

Terdapat beberapa kelompok yang mengiritisi Bank Dunia. Kelompok-kelompok yang merupakan oposisi dari Bank Dunia percatat, struktur fundamental lembaga tersebut hanya memperburuk kesenjangan antara negara kaya dan negara miskin.

Sistem yang saat ini berlaku di Bank Dunia memungkinan pemegang saham terbesar untuk mendominasi suara, sehingga setiap kebijakan lembaga tersebut diputuskan oleh negara-negara kaya, namun diterapkan di negara miskin.

Hal itu dinilai bisa mengakibatkan kebijakan yang tak sesuai dengan kepentingan dari negara berkembang itu sendiri.

Negara berkembang sebagai penerima bantuan kerap kali harus menyesuaikan kebijakan politik, sosial, dan ekonominya sesuai dengan resolusi Bank Dunia.

Di sisi lain, meski bank dunia menyediakan pendampingan, informasi, dan pelatihan, serta hal lain yang bertujuan untuk pembangunan berkelanjutan, banyak negara berkembang yang masih harus memilih antara kemampuan mereka untuk membayar utang (kepada Bank Dunia) atau melakukan investasi untuk layanan kesehatan, pendidikan, atau program sosial lain.

Baca juga: Bank Dunia Tangguhkan Bantuan Keuangan untuk Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com