Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Jitu ala Yasa Singgih dalam Membangun Brand dari Nol

Kompas.com - 15/10/2021, 20:00 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun brand agar dapat diingat orang banyak dalam waktu lama bukanlah perkara mudah.

Sebab dengan kuatnya brand yang kita punya akan membekas di tengah masyarakat kapan pun itu.

Oleh sebab itu Anda perlu mencari langkah yang tepat untuk membangun brand Anda sehingga bisa meningkatkan penjualan.

Baca juga: Mau Bangun Brand? Pahami Dulu Perilaku Baru Konsumen di Indonesia

Co-Founder & CEO Fortius sekaligus pemilik Men’s Republic Yasa Singgih membagikan 6 tips membangun brand dari nol.

1. Jadilah brand yang selalu ada di benak konsumen (Top-of-Mind).

Dia menjelaskan, ketika sebuah brand selalu berada atau sudah nyantol di benak konsumen, brand bisa selalu diingat melalui lagu, tagline, bahkan ketika hanya membahas suatu kategori produk.

"Misalnya, ketika kita membicarakan mie instan, air mineral, hingga pasta gigi, kita ingat suatu brand tertentu. Jadi, inilah kekuatan magis sebuah strategi branding yang tepat sasaran," ujarnya dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

2. Berikan pengalaman branding holistik.

Yasa menegaskan, branding tak terjadi dengan sekonyong-konyong menghadirkan tim desain grafis. Perubahan logo hanyalah bagian kecil dari branding.

Bagi Yasa, branding adalah segala hal yang bersinggungan langsung dengan konsumen, dimana karyawan juga berkontribusi.

Tim Customer Service (CS) di Men’s Republic misalnya, selalu menggunakan panggilan ‘man’ untuk semua konsumennya. Ini menjadi upaya Men’s Republic melakukan branding.

3. Fokus ke tujuan brand (Why).

Yasa menjelaskan, brand yang kuat merupakan brand yang tidak perlu lagi menjelaskan apa yang dijual (what), atau proses dibalik pembuatannya (how). Brand yang kuat fokus kepada tujuan brand tersebut terbentuk (why).

Aspek why ini tentu saja bukan tujuan membangun brand untuk mencari cuan, namun harus digali lebih lebih dalam soal dampak yang diberikan brand kepada konsumen.

4. Bangun relevansi dengan pasar.

Menurut Yasa, kegiatan branding tak melulu harus keren dan mahal, yang penting brand itu harus relevan atau nyambung dengan kebutuhan pasar.

"Kuncinya adalah pebisnis harus bisa mendengar dan memahami targetnya, misalnya dengan meminta feedback konsumen secara berkala agar dapat terus membuat produk yang relevan dan sesuai dengan pasar," kata Yasa.

Baca juga: Futurismo: Aksi Korporasi Amazon dan "Brand Memory" MGM

5. Strategi branding satu kalimat

Strategi untuk branding, menurut dia, tidak harus rumit.

Yasa mengatakan, banyak brand kenamaan dunia yang mengimplementasikan strategi branding satu kalimat dan menjadi sukses.

6. Bangun brand yang menawarkan perubahan (Impact).

Brand harus mampu menawarkan perubahan kepada konsumen.

Bila ingin membangun sebuah brand, Yasa mengimbau agar pengusaha mampu menjawab perubahan apa yang bisa diberikan konsumen saat membeli brand kita.

Yasa kembali mengingatkan bahwa perubahan itu tidak selalu harus menjadi luar biasa berbeda.

"Bisa saja perubahan terjadi sesederhana konsumen bisa menghemat waktu dan uang ketika membeli produk dari brand kita, namun justru hal yang nampak sederhana ini terkadang berdampak luar biasa bagi konsumen," kata Yasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com