Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Cari 10.000 Tenaga Kerja Ahli Kembangkan Platform Digital Metaverse di Uni Eropa

Kompas.com - 18/10/2021, 16:36 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Facebook berencana merekrut 10.000 calon tenaga kerja untuk di tempatkan di Uni Eropa selama lima tahun ke depan dalam upaya membangun dunia digital yang dikenal sebagai Metaverse.

Perusahaan ini memfokuskan upaya rekrutmennya di Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Polandia, Belanda, dan Irlandia.

"Eropa sangat penting bagi Facebook. Dari ribuan karyawan di Uni Eropa hingga jutaan bisnis yang menggunakan aplikasi dan alat kami setiap hari, Eropa adalah bagian besar dari kesuksesan kami, seperti halnya Facebook dalam kesuksesan perusahaan Eropa dan ekonomi yang lebih luas," ujar Kepala Urusan Global Facebook Nick Clegg dan Wakil Presiden Produk Pusat, Javier Olivan lewat postingan blognya Minggu (17/10/2021) waktu setempat, dikutip dari CNBC.

Baca juga: Facebook dkk Error, Kekayaan Mark Zuckerberg Anjlok Rp 85,6 Triliun

Metaverse merupakan dunia online tempat orang dapat bermain game, bekerja, dan berkomunikasi dalam lingkungan virtual, sering kali menggunakan headset VR.

Tidak hanya Facebook yang berencana mengembangkan pertemuan digital dalam bentuk 3 dimensi (3D) ini.

Sejumlah perusahaan lain termasuk Microsoft, Roblox, dan Epic Games berinvestasi besar-besaran dalam versi Metaverse mereka sendiri.

"Saat kami memulai perjalanan untuk menghidupkan Metaverse, kebutuhan akan insinyur yang sangat terspesialisasi adalah salah satu prioritas Facebook yang paling mendesak," kata Clegg dan Olivan.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah di seluruh UE untuk menemukan orang yang tepat dan pasar yang tepat untuk memajukan ini, sebagai bagian dari upaya perekrutan yang akan datang di seluruh kawasan," sambungnya.

Baca juga: Zipmex Dapat Dana Segar dari Co-Founder Facebook

Adanya wacana mencari 10.000an pekerja ini sebagai bentuk pengalihan isu yang kini dialami oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Perusahaan tersebut menjadi subjek dari serangkaian laporan investigasi oleh Wall Street Journal yang mengungkap penelitian internal perusahaan tentang dampak negatif dari aplikasi Instagramnya pada remaja dan pengecualian bagi individu berprofil tinggi dari aturannya.

Awal bulan ini, Frances Haugen, seorang pelapor yang membocorkan dokumen internal, bersaksi di sidang kongres AS.

Haugen menuduh kepemimpinan perusahaan menempatkan keuntungan astronomis di atas orang-orang. Namun Mark menepis tuduhan tersebut.

Haugen dan pelapor Facebook lainnya, Sophie Zhang, keduanya akan bersaksi di depan Parlemen Inggris bulan ini. Anggota parlemen Uni Eropa juga meminta Haugen untuk hadir di sidang parlemen pada bulan November.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com