Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Beri Isyarat akan Kurangi Likuiditas mulai Tahun Depan

Kompas.com - 19/10/2021, 20:31 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal akan mengurangi likuiditas pada tahun 2022, setelah dua tahun belakangan BI mengguyur likuiditas di dalam negeri.

“Tahun ini likuiditas sangat longgar. Tahun depan, akan sedikit-sedikit dikurangi. Namun, tetap longgar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Selasa (19/10/2021) via video conference.

Seperti diketahui, BI memang benar-benar berkomitmen dalam memastikan likuiditas longgar di perbankan. Bahkan, dari awal tahun ini hingga 15 Oktober 2021, BI sudah melakukan quantitative easing (QE) sebesar Rp 129,92 triliun.

Baca juga: Perbankan Menumpuk Likuiditas di SBN

Selain itu, BI juga telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.

Dari awal tahun hingga 15 Oktober 2021, tercatat BI sudah membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp 142,54 triliun, terdiri dari Rp 67,08 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).

Nah, setelah di sepanjang tahun depan mengurangi likuiditas, BI juga memberi sinyal untuk mengubah arah kebijakan suku bunga acuan pada semester II-2021.

Dalam dua tahun terakhir, suku bunga memang bergerak rendah. Bahkan, dalam Rapat Dewan Gubernur RDG BI bulan ini pun, bank sentral masih mempertahankan suku bunga untuk bergerak di level 3,50 persen, terendah sepanjang sejarah.

“Tahun ini suku bunga tetap rendah, likuiditas tetap longgar. Tahun depan masih akan rendah, tetapi kemungkinan di paruh kedua tahun depan atau kemungkinan di kuartal IV 2021 baru memikirkan tentang suku bunga acuan,” terangnya.

Hal ini juga sejalan dengan arah kebijakan bank sentral dunia yang mulai melakukan pengurangan likuiditas seiring dengan peningkatan tingkat inflasi dan pemulihan ekonomi. Salah satu contohnya, adalah Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Per 31 Agustus, BI Serap SBN senilai Rp 137,49 Triliun

Untuk itu, Perry memandang perlunya langkah dari BI untuk tetap melakukan langkah antisipasi agar tak memengaruhi pasar keuangan dalam negeri, termasuk pergerakan nilai tukar rupiah.

Namun, Perry tetap meyakinkan bahwa bauran kebijakan penyesuaian yang diambil oleh BI di tahun depan akan tetap pro pertumbuhan ekonomi (pro growth). (Bidara Pink)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: BI lempar isyarat akan kurangi likuiditas mulai tahun depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com