Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dollar AS Digunakan Sebagai Mata Uang Dunia?

Kompas.com - 22/11/2021, 17:25 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Apakah Anda pensaran mengapa dollar jadi mata uang dunia dan digunakan di banyak negara di dunia?

Sejarah penggunaan dollar AS di banyak negara di dunia, serta menjadi mata uang cadangan negara-negara di dunia di mulai dari kelahiran mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Dilansir dari Investopedia, Senin (22/11/2021), dollar AS pertama kali dicetak pada tahun 1914.

Pencetakan uang dollar AS dilakukan setahun setelah pembentukan Federal Reserve (The Fed) sebagai bank sentral yang pendiriannya berdasarkan Undang-Undang Federal Reserve tahun 1913.

Uang pertama yang dicetak yakni uang dengan denominasi 10 dolar AS dengan gambar wajah Andrew Jackson. Menurut Investopedia, sejarah dollar AS menjadi mata uang cadangan dunia di mulai tiga dekade setelah pencetakan uang tersebut pertama kalinya di 1914.

Baca juga: Ada Fatwa Haram, Bagaimana Sejarah Mata Uang Kripto?

Untuk memahami lebih lanjut sejarah dollar AS dan alasan dollar AS menjadi mata uang dunia, simak penjelasan berikut.

Sejarah Dollar AS Jadi Mata Uang Dunia

Undang-undang pembentukan The Fed merupakan respon atas ketidakpastian dari sistem mata uang yang sebelumnya berdasarkan uang terbitan perbankan secara individual.

Di saat yang bersamaan, ekonomi Amerika Serikat kala itu adalah yang terkuat di dunia, melampaui Inggris. Meski demikian perdagangan dunia masih berpusat di Inggrism sebagian besar transaksi pun masih menggunakan mata uang Inggris, pound sterling.

Sebagian negara maju menyimpan cadangan dalam bentuk emas untuk melakukan stabilisasi atas mata uang mereka. Namun demikian, ketika perang Dunia I pecah di tahun 1914, banyak negara yang meninggalkan standar emas sehingga mereka dapat membayar belanja militer dengan uang kertas, yang mendevaluasi mata uang mereka.

Namun demikian, Inggris tetap menggunakan standar emas untuk menjaga posisi mereka sebagai mata uang yang kala itu memimpin dunia. Oleh sebab itu, selama tiga tahun perang, Inggris untuk pertama kalinya harus meminjam uang.

Amerika Serikat pun menjadi debitur dari banyak negara yang yang ingin membeli obligasi berdenominasi dollar AS.

Hingga akhirnya, Inggris meninggalkan standar emas di tahun 1931, yang menyebabkan banyak pedagang dunia yang menggunakan pounds menjadi kewalahan. Sejak saat itu, dollar menggantikan pound sebagai mata uang cadangan internasional.

Baca juga: Peer to Peer Lending: Pengertian, Cara Kerja, dan Untung Ruginya

Dilansir dari The Balance, Perjanjian Bretton Woods di tahun 1944 menjadi awal mula dollar AS berada di posisi saat ini. Sebelumnya, banyak negara di dunia menggunakan emas sebagai sentar simpanan sebuah negara.

Negara-negara maju bertemu di Bretton Woods, New Hampshire, untuk mematok nilai tukar mereka kepada dollar AS lantaran Amerika Serikat adalah negara yang memegang cadangan emas terbesar di masa itu.

Perjanjian ini mengizinkan negara-negara untuk mematok nilai tukar mereka dengan dollar AS ketimbang emas.

Lantaran membutuhkan tempat untuk menyimpan dollar AS mereka, banyak negara yang mulai membeli obligasi pemerintah Amerika Serikat yang menurut mereka adalah cara aman menyimpan uang.

Dollar AS di Masa Kini

Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), dollar AS adalah mata uang paling populer di dunia. Hingga kuartal-IV 2020 lalu, bank sentral di dunia menyimpan cadangan mereka sebanyak 59 persen dalam dollar AS.

Banyak dari cadangan ini berbentuk tunai atau obligasi seperti US Treasuries.
Utang dalam bentuk dollar As di luar Amerika Serikat pun terus tumbuh, bahkan mencapai 12,6 triliun dollar AS pada pertengahan tahun 2020 lalu.

Meski banyak pihak percaya dollar AS adalah mata uang terkuat di dunia, dollar AS menduduki posisi ke-10 mata uang terkuat di dunia menurut CMC Market. CMC Market menyebut, dinar Kuwait adalah mata uang terkuat di dunia dengan pound sterling Inggris dan euro menempati posisi ke-5 dan ke-8.

Baca juga: Apa Itu Blockchain? Teknologi di Balik Bitcoin dan Mata Uang Kripto

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com